Selasa, 14 Februari 2012

luka gigitan serangga new


A. PENDAHULUAN
Insect Bite atau gigitan serangga adalah kelainan akibat gigitan atau tusukan serangga yang disebabkan reaksi terhadap toksin atau alergen yang dikeluarkan artropoda penyerang. Kebanyakan gigitan dan sengatan digunakan untuk pertahanan. Gigitan serangga biasanya untuk melindungi sarang mereka. Sebuah gigitan atau sengatan dapat menyuntikkan bisa (racun) yang tersusun dari protein dan substansi lain yang mungkin memicu reaksi alergi kepada penderita. Gigitan serangga juga mengakibatkan kemerahan dan bengkak di lokasi yang tersengat. (1,2)


B. EPIDEMIOLOGI
Gigitan dan sengatan serangga mempunyai prevalensi yang sama di seluruh dunia. Dapat terjadi pada iklim tertentu dan hal ini juga merupakan fenomena musiman, meskipun tidak menutup kemungkinan kejadian ini dapat terjadi disekitar kita. Prevalensinya sama antara pria dan wanita. Bayi dan anak-anak labih rentan terkena gigitan serangga dibanding orang dewasa. Salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit ini yaitu terjadi pada tempat-tempat yang banyak serangga, seperti di perkebunan, persawahan, dan lain-lain. (1,3)


C. ETIOLOGI
Secara sederhana gigitan dan sengatan lebah dibagi menjadi 2 grup yaitu Venomous (beracun) dan Non Venomous (tidak beracun). Serangga yang beracun biasanya menyerang dengan cara menyengat, misalnya tawon atau lebah, ini merupakan suatu mekanisme pertahanan diri yakni dengan cara menyuntikan racun atau bisa melalui alat penyengatnya. Sedangkan serangga yang tidak beracun menggigit dan menembus kulit dan masuk mengisap darah, ini biasanya yang menimbulkan rasa gatal. (4)
Ada 30 lebih jenis serangga tapi hanya beberapa saja yang bisa menimbulkan kelainan kulit yang signifikan. Kelas Arthropoda yang melakukan gigitan dan sengatan pada manusia terbagi atas : (5,6)


I. Kelas Arachnida
A. Acarina 
B. Araneae (Laba-Laba)
C. Scorpionidae (Kalajengking)
II. Kelas Chilopoda dan Diplopoda
III. Kelas Insecta
A. Anoplura (Phtirus Pubis, Pediculus humanus, capitis et corporis)
B. Coleoptera (Kumbang)
C. Diptera (Nyamuk, lalat)
D. Hemiptera ( Kutu busuk, cimex)
E. Hymenoptera (Semut, Lebah, tawon)
F. Lepidoptera ( Kupu-kupu)
G. Siphonaptera ( Xenopsylla, Ctenocephalides, Pulex 

D. PATOGENESIS
Gigitan atau sengatan serangga akan menyebabkan kerusakan kecil pada kulit, lewat gigitan atau sengatan antigen yang akan masuk langsung direspon oleh sistem imun tubuh. Racun dari serangga mengandung zat-zat yang kompleks. Reaksi terhadap antigen tersebut biasanya akan melepaskan histamin, serotonin, asam formic atau kinin. Lesi yang timbul disebabkan oleh respon imun tubuh terhadap antigen yang dihasilkan melalui gigitan atau sengatan serangga. Reaksi yang timbul melibatkan mekanisme imun. Reaksi yang timbul dapat dibagi dalam 2 kelompok : Reaksi immediate dan reaksi delayed. (7,8)
Reaksi immediate merupakan reaksi yang sering terjadi dan ditandai dengan reaksi lokal atau reaksi sistemik. Lesi juga timbul karena adanya toksin yang dihasilkan oleh gigitan atau sengatan serangga. Nekrosis jaringan yang lebih luas dapat disebabkan karena trauma endotel yang dimediasi oleh pelepasan neutrofil. Spingomyelinase D adalah toksin yang berperan dalam timbulnya reaksi neutrofilik. Enzim Hyaluronidase yang juga ada pada racun serangga akan merusak lapisan dermis sehingga dapat mempercepat penyebaran dari racun tersebut.(8)

E. MANIFESTASI KLINIS
Banyak jenis spesies serangga yang menggigit dan menyengat manusia, yang memberikan respon yang berbeda pada masing-masing individu, reaksi yang timbul dapat berupa lokal atau generalisata. Reaksi lokal yang biasanya muncul dapat berupa papular urtikaria. Papular urtikaria dapat langsung hilang atau juga akan menetap, biasa disertai dengan rasa gatal, dan lesi nampak seperti berkelompok maupun menyebar pada kulit. Papular urtikaria dapat muncul pada semua bagian tubuh atau hanya muncul terbatas disekitar area gigitan. Pada awalnya, muncul perasaan yang sangat gatal disekitar area gigitan dan kemudian muncul papul-papul. Papul yang mengalami ekskoriasi dapat muncul dan akan menjadi prurigo nodularis. Vesikel dan bulla dapat muncul yang dapat menyerupai pemphigoid bullosa, sebab manifestasi klinis yang terjadi juga tergantung dari respon sistem imun penderita masing-masing. Infeksi sekunder adalah merupakan komplikasi tersering yang bermanifestasi sebagai folikulitis, selulitis atau limfangitis. (3,5,7,9)
Pada beberapa orang yang sensitif dengan sengatan serangga dapat timbul terjadinya suatu reaksi alergi yang dikenal dengan reaksi anafilaktik. Anafilaktik syok biasanya disebabkan akibat sengatan serangga golongan Hymenoptera, tapi tidak menutup kemungkinan terjadi pada sengatan serangga lainnya. Reaksi ini akan mengakibatkan pembengkakan pada muka, kesulitan bernapas, dan munculnya bercak-bercak yang terasa gatal (urtikaria) pada hampir seluruh permukaan badan. Prevalensi terjadinya reaksi berat akibat sengatan serangga adalah kira-kira 0,4%, ada 40 kematian setiap tahunnya di Amerika Serikat. Reaksi ini biasanya mulai 2 sampai 60 menit setelah sengatan. Dan reaksi yang lebih berat dapat menyebabkan terjadinya syok dan kehilangan kesadaran dan bisa menyebakan kematian nantinya. sehingga diperlukan penanganan yang cepat terhadap reaksi ini. (4,5,9)


F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dari gambaran histopatologis pada fase akut didapatkan adanya edema antara sel-sel epidermis, spongiosis, parakeratosis serta sebukan sel polimorfonuklear. Infiltrat dapat berupa eosinofil, neutrofil, limfosit dan histiosit. Pada dermis ditemukan pelebaran ujung pembuluh darah dan sebukan sel radang akut. (1,6)
Pemeriksaan pembantu lainnya yakni dengan pemeriksaan laboratorium dimana terjadi peningkatan jumlah eosinofil dalam pemeriksaan darah. Dapat juga dilakukan tes tusuk dengan alergen tersangka. (1)


G. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis dapat ditemukan adanya riwayat aktivitas diluar rumah yang mempunyai resiko mendapat serangan serangga seperti di daerah perkebunan dan taman. Bisa juga ditanyakan mengenai kontak dengan beberapa hewan peliharaan yang bisa saja merupakan vektor perantara dari serangga yang dicurigai telah menggigit atau menyengat. (7)

H. DIAGNOSIS BANDING
Reaksi yang diakibatkan oleh sengatan atau gigitan serangga kebanyakan menyerupai erupsi kulit yang lainnya. Seperti yang dapat dilihat reaksi yang diakibatkan oleh serangga menunjukkan adanya papul-papul. Bila kita menduga terjadi reaksi akibat gigitan atau sengatan serangga, maka kita harus memperoleh anamnesis dengan cermat adanya kontak dengan serangga, menanyakan tentang pekerjaan dan hobi dari seseorang yang mungkin dapat menolong kita mendiagnosis kelainan ini. (1,2)


Dibawah ini merupakan beberapa diagnosis banding dari reaksi akibat gigtan atau serangan serangga antara lain : 
1. Prurigo : Biasanya kronik, berbentuk papula/nodula kronik yang gatal. Mengenai ekstremitas terutama pada permukaan anterior paha dan tungkai bawah. (1, 13)

2. Dermatitis Kontak : Biasanya jelas ada bahan-bahan kontaktan atau alergen, lesi sesuai dengan tempat kontak. (1,14)

I. PENATALAKSANAAN 
Terapi biasanya digunakan untuk menghindari gatal dan mengontrol terjadinya infeksi sekunder pada kulit. Gatal biasanya merupakan keluhan utama, campuran topikal sederhana seperti menthol, fenol, atau camphor bentuk lotion atau gel dapat membantu untuk mengurangi gatal, dan juga dapat diberikan antihistamin oral seperti diphenyhidramin 25-50 mg untuk mengurangi rasa gatal. Steroid topikal dapat digunakan untuk mengatasi reaksi hipersensitifitas dari sengatan atau gigitan. Infeksi sekunder dapat diatasi dengan pemberian antibiotik topikal maupun oral, dan dapat juga dikompres dengan larutan kalium permanganat. (1,5,8,9)
Jika terjadi reaksi berat dengan gejala sistemik, lakukan pemasangan tourniket proksimal dari tempat gigitan dan dapat diberikan pengenceran Epinefrin 1 : 1000 dengan dosis 0,3-0,5 mg/kgBB diberikan secara subkutan dan jika diperlukan dapat diulang sekali atau dua kali dalam interval waktu 20 menit. Epinefrin dapat juga diberikan intramuskuler jika syok lebih berat. Dan jika pasien mengalami hipotensi injeksi intravena 1 : 10.000 dapat dipertimbangkan. Untuk gatal dapat diberikan injeksi antihistamin seperti klorfeniramin 10 mg atau difenhidramin 50 mg. Pasien dengan reaksi berat danjurkan untuk beristirahat dan dapat diberikan kortikosteroid sistemik. (1,5,9) 

J. PROGNOSIS
Prognosis dari gigitan serangga sebenarnya baik, tapi tergantung jenis serangga serta racun yang dimasukkannya ke dalam tubuh manusia. Dan apabila terjadi syok anafilaktik maka prognosisnya bergantung dari penangan yang cepat dan tepat. (1,9)

K. KESIMPULAN
Insect Bite atau gigitan serangga adalah kelainan akibat gigitan atau tusukan serangga yang disebabkan reaksi terhadap toksin atau alergen yang dikeluarkan artropoda penyerang. Prevalensinya sama antara pria dan wanita. Bayi dan anak-anak labih rentan terkena gigitan serangga dibanding orang dewasa. Salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit ini yaitu terjadi pada tempat-tempat yang banyak serangga, seperti di perkebunan, persawahan, dan lain-lain. Secara sederhana gigitan dan sengatan lebah dibagi menjadi 2 grup yaitu Venomous (beracun) dan Non Venomous (tidak beracun).
Reaksi yang timbul melibatkan mekanisme imun. Reaksi yang timbul dapat dibagi dalam 2 kelompok : Reaksi immediate dan reaksi delayed. Reaksi lokal yang biasanya muncul dapat berupa papular urtikaria. Papular urtikaria dapat langsung hilang atau juga akan menetap, biasa disertai dengan rasa gatal, dan lesi nampak seperti berkelompok maupun menyebar pada kulit. Papular urtikaria dapat muncul pada semua bagian tubuh atau hanya muncul terbatas disekitar area gigitan. Pada awalnya, muncul perasaan yang sangat gatal disekitar area gigitan dan kemudian muncul papul-papul. Papul yang mengalami ekskoriasi dapat muncul dan akan menjadi prurigo nodularis. Vesikel dan bulla dapat muncul yang dapat menyerupai pemphigoid bullosa, sebab manifestasi klinis yang terjadi juga tergantung dari respon sistem imun penderita masing-masing.
Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis dapat ditemukan adanya riwayat aktivitas diluar rumah yang mempunyai resiko mendapat serangan serangga. Terapi biasanya digunakan untuk menghindari gatal dan mengontrol terjadinya infeksi sekunder pada kulit. Gatal biasanya merupakan keluhan utama, campuran topikal sederhana seperti menthol, fenol, atau camphor bentuk lotion atau gel dapat membantu untuk mengurangi gatal, dan juga dapat diberikan antihistamin oral. Steroid topikal dapat digunakan untuk mengatasi reaksi hipersensitifitas dari sengatan atau gigitan. Infeksi sekunder dapat diatasi dengan pemberian antibiotik topikal maupun oral. Jika terjadi reaksi berat dengan gejala sistemik dapat diberikan Epinefrin.

DAFTAR PUSTAKA
1. Siregar RS. Prof. Dr. Atlas berwarna Saripati Penyakit Kulit. Indonesia. Jakarta : EGC ; 2000 p. 174-175
2. Rohmi Nur. Insect Bites. [online] 2006 [cited 2008 June 04] : [ 3 screens]. Available from : http://www.fkuii.org/tiki-index.php?page=Insect+Bites7
3. Bites and Sting. In: Bolognia JL Lorizzo JL, Rapini RP,eds. Dermatology Volume.1. London: Mosby; 2003.p.1333-35
4. Ngan Vanessa. Insect Bites and Stings. [Online] 2008 [cited 2008 June 4] : [4 screnns]. Available from : http://www.dermnet.com/image.cfm?imageID=1875
5. Rube J. Parasites, Arthropods And Hazardous Animals Of Dermatologic Significance. In: Moschella SL, Hurley HJ, eds. Dermatology Volume 1. 2nd ed. Philadelphia: W.B. Saunders Company; 1985.p.1923-88
6. Wilson C.Arthropod Bites And Sting. In: Fitzpetrick TB Eisen AZ, Wolf K, Freedberg IM, Austen KF.eds. Dermatology in General Medicine, 4th ed.USA: McGraw-Hill; 1993.p.2685-95
7. Burns.D.A. Dissease Caused by Arthropoda and other Noxious Animals. In: Rook, Wilkinson, Ebling.eds. Textbook of Dermatology 7 th ed. London: Blackwell Science.1998.p.1085-1125. 
8. Elston Dirk M. Insect Bites. [Online] 2007. [cited 2008 June 4] : [16 screens]. Available from : http://emedicine.com/derm/topic467.htm#section~Treatment.

9. Habif TP,ed.Clinical Dermatology: A. Color Guide To Diagnosis and therapy. 4th ed. Edinburgh; Mosby; 2004.p.531-36 
10. Hardin MD. Fire Ant Bite. [Online] 2008 [cited 2008 June 4] : [1 screen]. Available from : http://www.lib.uiowa.edu/HARDIN/MD/tamu/fireants5.html
11. Hardin MD. Bee Sting Picture. [Online] 2008 [cited 2008 June 4] : [1 screen]. Available from : http://www.lib.uiowa.edu/HARDIN/MD/dermnet/beesting1.html
12. New Zealand Dermatological Society Incorporated. Prurigo Nodularis. [Online] 2008 [cited 2008 june 4] : [4 screens]. Availablel from : http://www.dermnet.com/image.cfm?imageID=1875&moduleID=8&moduleGroupID=216&groupindex=0&passedArrayIndex=2
13. Wiryadi Be. Prurigo. In : Djuanda Adhi: Mochtar H, Siti A, eds. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin 3th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.1999.p.272-275
14. Kucenic MJ. Contact Dermatitis. [Online] 2007 [cited 2008 june 4] : [8 screens]. Available from : http://www.umm.edu/imagepages/2387.htm
15. E. Duldner, Jr., MD. Insect Bites And Stings. [online] 2008 [cited 2008 june 4] : [5 screens]. Available from : http://about.com/adam_health_tropic:79/12.pages/342.htm




Insect Bites

Insect Bites adalah gigitan atau serangan serangga. Gigitan serangga seringkalimenyebabkan bengkak, kemerahan, rasa sakit (senut-senut), dan gatal-gatal. Reaksi tersebut boleh dibilang biasa, bahkan gigitan serangga ada yang berakhir dalam beberapa jam sampai berhari-hari. Bayi dan anak-anak labih rentan terkena gigitan serangga dibanding orang dewasa.Insect bites adalah gigitan atau sengatan serangga. Insect bites adalah gigitan yangdiakibatkan karena serangga yang menyengat atau menggigit seseorang.Beberapa contoh masalah serius yang diakibatkan oleh gigitan atau serangan serangga diantaranya adalah:
1. Reaksi alergi berat (anaphylaxis).
Reaksi ini tergolong tidak biasa, namun dapat mengancam kehidupan dan membutuhkan pertolongan darurat.

Tanda-tanda atau gejalanya adalah:
•Terkejut (shock). Dimana ini bisa terjadi bila sistem peredaran darah tidak mendapatkanmasukan darah yang cukup untuk organ-organ penting (vital)
•Batuk, desahan, sesak nafas, merasa sakit di dalam mulut ataukerongkongan/tenggorokan
•Bengkak di bibir, lidah, telinga, kelopak mata, telapak tangan, tapak kaki, dan selaputlendir (angioedema)
•Pusing dan kacau
•Mual, diare, dan nyeri pada perut
•Rasa gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkak Gejala tersebut dapat diikuti dengan gejala lain dari beberapa reaksi.

2. Reaksi racun oleh gigitan atau serangan tunggal dari serangga.
Serangga atau laba-laba yang menyebabkan hal tersebut misalnya:
•Laba-laba janda (widow) yang berwarna hitam
•Laba-laba pertapa (recluse) yang berwarna coklat
•Laba-laba gembel (hobo)
•Kalajengking

3. Reaksi racun dari serangan labah, tawon, atau semut api.
Seekor lebah dengan alat penyengatnya di belakang lalu mati setelah menyengat. Lebahmadu afrika, yang dinamakan lebah-lebah pembunuh, mereka lebih agresif dari pada lebah madukebanyakan dan sering menyerang bersama-sama dengan jumlah yang banyak Tawon, penyengat dan si jaket kuning (yellow jackets), dapat menyengat berkali-kali. Si jaket kuning dapat menyebabkan sangat banyak reaksi alergiSerangan semut api kepada seseorang dengan gigitan dari rahangnya, kemudian memutar kepalanya dan menyengat dari perutnya dengan alur memutar dan berkali-kali

4. Reaksi kulit yang lebar pada bagian gigitan atau serangan.
5. infeksi kulit pada bagian gigitan atau serangan.
6. Penyakit serum (darah)
Sebuah reaksi pada pengobatan (antiserum) digunakan untuk mengobati gigitan atauserangan serangga. Penyakit serum menyebabkan rasa gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkak serta diiringi gejala flu tujuh sampai empat belas hari setelah penggunaan anti serum.

 7. Infeksi virus.
 Infeksi nyamuk dapat menyebarkan virus West Nile kepada seseorang, menyebabkaninflamasi pada otak (encephalitis).
8. Infeksi parasit.
 Infeksi nyamuk dapat menyebabkan menyebarnya malaria.

Penyebab
Serangga tidak akan menyerang kecuali kalau mereka digusar atau diganggu.Kebanyakan gigitan dan sengatan digunakan untuk pertahanan. Gigitan serangga untuk melindungi sarang mereka.Sebuah gigitan atau sengatan dapat menyuntikkan bisa(racun) yang tersusun dari proteindan substansi lain yang mungkin memicu reaksi alergi kepada penderita. Gigitan serangga jugamengakibatkan kemerahan dan bengkak di lokasi yang tersengat.Lebah, tawon, penyengat, si jaket kuning, dan semut api adalah anggota keluarga Hymenoptera. Gigitan atau sengatan darimereka dapat menyebabkan reaksi yang cukup serius pada orang yang alergi terhadap mereka.Kematian yang diakibatkan oleh serangga 3-4 kali lebih sering dari pada kematian yangdiakibatkan oleh gigitan ular. Lebah, tawon dan semut api berbeda-beda dalam menyengat.Ketika lebah menyengat, dia melepaskan seluruh alat sengatnya dan sebenarnya ia matiketika proses itu terjadi. Seekor tawon dapat menyengat berkali-kali karena tawon tidak melepaskan seluruh alat sengatnya setelah ia menyengat.Semut api menyengatkan bisanya dengan menggunakan rahangnya dan memutar tubuhnya. Mereka dapat menyengat bisa berkali-kali.

Gejala
Gejala dari gigitan serangga bermacam-macam dan tergantung dari berbagai macamfaktor yang mempengaruhi. Kebanyakan gigitan serangga menyebabakan kemerahan, bengkak,nyeri, dan gatal-gatal di sekitar area yang terkena gigitan atau sengatan serangga tersebut. Kulityang terkena gigitan bisa rusak dan terinfeksi jika daerah yang terkena gigitan tersebut terluka.Jika luka tersebut tidak dirawat, maka akan mengakibatkan peradangan akut.Rasa gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkak, desahan, sesak napas, pingsan danhampir meninggal dalam 30 menit adalah gejala dari reaksi yang disebut anafilaksis. Ini jugadiakibatkan karena alergi pada gigitan serangga.Gigitan serangga juga mengakibatkan bengkak pada tenggorokan dan kematian karenagangguan udara.Sengatan dari serangga jenis penyengat besar atau ratusan sengatan lebah jarang sekaliditemukan hingga mengakibatkan sakit pada otot dan gagal ginjal.

Pengobatan
Jika terjadi gejala seperti di atas maka carilah pengobatan. Gejala tersebut bisa jadianafilaksis fatal.Rasa gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkak adalah gejala yang paling seringditemui. Paling sering ini diobati di rumah dengan antihistamin.Jika gigitan menyebabkan infeksi (kemerahan dengan atau tanpa nanah, suhu tubuhtinggi, demam, atau kemerahan di tubuh), pergilah ke dokter.Jika tidak diketahui apa yang menggigit, sangat penting untuk menjaga area yang digigitagar tidak terjadi infeksi. Hubungi dokter jika ada luka yang terbuka, mungkin itu sengatan racunlaba-laba.Seseorang yang mempunyai riwayat tergigit atau tersengat serangga harus pergi ke rumahsakit terdekat jika mendapati gejala lain. Sedang orang yang tidak mempunyai riwayat tergigitserangga juga harus ke bagian gawat darurat jika:1. Mendesah2. Sesak nafas3. Dada sesak atau sakit4. Tenggorokan sakit atau susah berbicara5. Pingsan atau lemah6. InfeksiRedakan sakitnya dengan salep (beberapa jenis salep tersedia di apotek dan toko obatterdekat) atau dengan kompres dingin.Jika Anda tahu bahwa Anda atau anak Anda alergiterhadap gigitan atau sengatan serangga, mintalah nasihat dokter tentang tindakan pencegahannya. Jangan mencabut sengat lebah. Hilangkan dengan ujung kuku atau pisau.


Pengobatan pribadi di rumah
Pengobatan tergantung pada jenis reaksi yang terjadi. Jika hanya kemerahan dan nyeri pada bagian yang digigit, cukup menggunakan es sebagai pengobatan. Bersihkan area yang terkenagigitan dengan sabun dan air untuk menghilangkan partikel yang terkontaminasi oleh serangga(seperti nyamuk). Partikel-partikel dapat mengkontaminasi lebih lanjut jika luka tidak dibersihkan.Pengobatan dapat juga menggunakan antihistamin seperti diphenhidramin (Benadryl) dalam bentuk krim/salep atau pil. Losion Calamine juga bisa membantu mengurangi gatal-gatal.
  

GIGITAN ULAR 
Definisi
Suatu keadaan yang disebabkan oleh gigitan ular berbisa. Dari gigitan / dipatuk ular berbisa akanmenyebabkan rasa sakit yang amat sangat pada bagian yang dipatuk itu, dimana bengkak danmerah nampak pada kulit. Dalam waktu kurang dari setengah jam, penderita akan menjadi lemas,muntah, banyak ludah keluar, lumpuh / kejang, lidah dan alat suara serta pernapasan jadilumpuh, dalam hal ini susunan syaraf yang banyak mengalami penderitaan. Bila lumpuh mulaihilang sebelum datangya kematian, kemungkina besar dia dapat sembuh tanpa pertolongan. Bilalumpuh tidak hilang, segeralah lakukan pert longan sebelum terlambat.

Penyebab
Secara garis besar ular berbisa dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok:
Colubridae(Mangroce cat snake, Boiga dendrophilia,dan lain-lain)
 Elapidae( King cobra, Blue coral snake,Sumatran spitting cobra, dan lain-lain)
Viperidae( Borneo green pit viper ,Sumatran pit viper , dan lain-lain).

Gambaran Klinis
~Umumnya gigitan ular tidak beracun, misalnya ular air dan hanya memerlukan
 tatalaksana sederhana. Namun bila jenis ular tidak diketahui, maka sebaiknya dilakukanupaya pencegahan dengan Serum Anti Bisa Ular Polivalen.~Kemungkinan ini dicurigai bila ada riwayat digigit ular.~Penderita mungkin:
Tampak kebiruan
Pingsan
Lumpuh
 Sesak nafas

Efek yang ditimbulkan akibat gigitan ular dapat dibagi tiga:
1. Efek lokal
.Beberapa spesies seperti coral snakes,krait akan memberikan efek yang agak sulit di deteksi dan hanya bersifat minor tetapi beberapa spesies, gigitannyadapat menghasilkan efek yang cukup besar seperti: bengkak, melepuh, perdarahan, memar sampai dengan nekrosis. Yang mesti diwaspadai adalahterjadinya syok hipovolemik sekunder yang diakibatkan oleh berpindahnyacairan vaskuler ke jaringan akibat efek sistemik bisa ular tersebut.

2. Efek sistemik 
Gigitan ular ini akan menghasilkan efek yang non-spesifik seperti: nyeri kepala,mual dan muntah, nyeri perut, diare sampai pasien menjadi kolaps. Gejalayang ditemukan seperti ini sebagai tanda bahaya bagi petugas kesehatan untuk memberi petolongan segera.

3. Efek sistemik spesifik 
Efek sistemik spesifik dapat dibagi berdasarkan:
· Koagulopati
Beberapa spesies ular dapat menyebabkan terjadinya koagulopati. Tandatandaklinis yang dapat ditemukan adalah keluarnya darah terus menerusdari tempat gigitan,venipuncture dari gusi dan bila berkembang akanmenimbulkan hematuria, haematomesis, melena dan batuk darah.

· Neurotoksik 
Gigitan ular ini dapat menyebabkan terjadinya
 flaccid paralysis
. Ini biasanya berbahaya bila terjadi paralisis pada pernafasan. Biasanya tanda-tandayang pertama kali dijumpai adalah pada saraf kranial seperti ptosis,oftalmoplegia progresif bila tidak mendapat anti venom akan terjadikelemahan anggota tubuh dan paralisis pernafasan. Biasanya  full paralysis akan memakan waktu + 12 jam, pada beberapa kasus biasanya menjadilebih cepat, 3 jam setelah gigitan.
· Miotoksisitas
Miotoksisitas hanya akan ditemukan bila seseorang diserang atau digigitoleh ular laut. Ular yang berada didaratan biasanya tidak ada yangmenyebabkan terjadinya miotoksisitas berat. Gejala dan tanda adalah :nyeri otot,tenderness, mioglobinuria dan berpotensi untuk terjadinya gagalginjal, hiperkalemia dan kardiotoksisitas.

Diagnosis
Adanya riwayat gigitan disertai gejala/tanda gigitan ular berbisa baik berupa efek lokal (tempat gigitan) maupun efek sistemik dan efek sistemik spesifik.

Penatalaksanaan
Pada saat dalam kepanikan karena digigit oleh ular apalagi telah diketahui bahwa ular tersebutsangat berbisa, maka kadang-kadang orang tidak lagi berpikir secara rasional karena stress dankarena pengaruh dari racun ular tersebut.
♣Tenang jangan panik !!
♣Tidak terlalu banyak bergerak apalagi menggerakkan bagian tubuh yang kenagigitan ular 
♣Anjurkan pasien untuk tenang.
♣Bawa pasien yang mempunyai fasilitas kesehatan yang memadai.
♣Sedapat mungkin mengidentifikasi jenis ular yg menggigit, kalau tahu namasebenarnya akan jauh lebih membantu, kalaupun tidak jangan dipaksakanmengejar ular tersebut nantimalah bisa digigit dua kali lagi.
♣Bila yang digigit anggota badan, gunakan tali putar silang disebelah atasluka.Putar tali sedemikian kencang sampai denyut nadi di ujung anggota hampir tidak teraba. Ikatan dikendorkan tiap 15 menit selama 1 menit.
♣Jika gigitan terjadi dalam waktu kurang dari setengah jam, buatlah sayatan silangditempat gigitan sampai darah keluar dan sedotlah dengan alat penyedot, jangansekali-kali dengan mulut.
♣Jangan ditoreh/dilukai/dirobek 
♣Kalau masih memungkinkan segera setelah kena gigit bagian tubuh yang kenagigit dihisap kuat dengan alat-alat tertentu sepert “extractor” asalkan tidak melukai atau dan jangan melakukan hisapan dengan mulut karena berbahaya dan bisa terminum/masuk kedalam mulut
♣Bersihkan bagian tubuh yang kena gigit dengan antiseptik untuk mengindariinfeksi, karena dalam beberapa kasus, bahaya infeksi malah jauh lebih berbahayadari racun ular itu sendiri.
♣Ikat atau balut di atas dan dibawah bagian tubuh yang kena gigit dengan perban,tetapi jangan terlalu kencang, rasakan saja sendiri untuk sedikit memperlambat peredaran darah tetapi tetap bisa mensuplai darah. Bila timbul gejala umumseperti syok, lumpuh dan sesak nafas, penderita harus segera rujuk ke rumahsakit. Satu-satunya perawatan yang dianjurkan atas gigitan ular adalahmemberikan kompres dingin, menjaga korban agar tetap tenang dan membawanyake rumah sakit sesegera mungkin.

♣Bila tersedia, suntikkan serum Anti Bisa Ular (ABU) polivalen i.v dan disekitar luka. ATS dan penisilin procain 900.000 IU dapat dipertimbangkan sebagai profilaksis.Secara umum orang awam kalo digigit ular berbisa biasanya melakukan hal-hal sbb:- Mengikat dengan keras bagian tubuh (di atas/bawah) yang kena gigit- menoreh bagian tubuh yang kena gigit- mengisap darah pada bagian tubuh yang kena gigit- atau membawanya ke tempat dukun ular/pawang ular Hal-hal yang dilakukan tersebut tidak sepenuhnya salah cuman barangkali perlu lebihdilakukan dengan cara yang lebih baik. Pada banyak kasus-kasus gigitan ular, sebagian darimereka ada yang tidak sadar kalau mereka itu telah digigit oleh ular yang sangat berbisasehingga tidak melakukan pengobatan dan kemudian karena tidak ada pertolongan sama sekaliakhirnya meninggal dunia.Biasanya ular yang menggigit tersebut adalah jenis ular yang mempunyai bisa neurotoxin,dimana pengaruh dari racun ini adalah terkadang tidak menimbulkan rasa sakit tetapi menyerangsusunan saraf sehingga menimbulkan rasa kecapean,ngantuk tertidur untuk tidak terbangun lagiContoh ular yang memiliki neorotoxin adalah ular weling ( bungarus candidus ) dengan warna belang hitam - putih.Sedangkan ular yang memiliki bisa hemotoksin seperti ular hijau ekor merah ( trimeresurus albolabris) cenderung lebih mudah dilakukan pertolongan.Karena itu pengetahuan tentang jenis-jenis ular terutama yang berbisa sangat penting dancara penanganan P3K juga perlu lebih disosialisasika.Perlu adanya yayasan atau rumah sakityang secara khusus care tentang masalah ini terutama di daerah-daerah yang rawan dengan ular  berbisa spt; papua dan sekitarnyaAkan banyak nyawa yg akan tertolong jika ketersediaan anti bisa, harga terjangkau dan orang/dokter yang ahli di bidang ini.Metode lama dalam pertolongaan pertama yang masih dipakai adalah memasangtorniquet,suction dengan alat atau menggunakan mulut (biasanya terinspirasi dari menonton filmyang bertemakan petualangan), pemberian bahan – bahan kimia yang semuanya sebenarnyamerupakan kontra indikasi.Seandainya bila anti venom tidak tersedia ditempat tersebut. ini tidak menjadi kendala asal lukatelah dibersihkan.


MANAGEMEN UNTUK GIGITAN ULAR

1.selalu mengasumsikan bahwa semua gigitan ular dapat mengancam kehidupan.
2.bila melakukan triage kasus gigitan ular maka selalu dimasukkan kedalam katagoriemergency.
3.pasang iv line pada semua kasus.
4.berhati – hati ketika memilih lokasi pemasangan iv line atau pengambilan sample darah pada kasus koagulopahty, yang betujuan untuk mencegah pendarahan. Khususnya pada pembuluh darah subclavia, jugular,femur.
5. hindari melakukan penyuntikan intra muscular jika memungkinkan terjadinyacoagulopathy.
6.lakukan pemeriksaan whole blood clotting time ( WBCT)
7.jika terjadi gangguan pada pernafasan akibat paralysis, persiapkan untuk intubasi dan pemasangan ventilator eksternal.
8.jika terjadi shock, tangani dengan pemberian cairan.
Tips yang dapat dilakukan:
Usahakan membunuh ular yang mengigit anda untuk memudahkan identifikasi ular dalam pemberian anti venom. Ketika membunuh ular tersebut jangan sampai andatergigit lagi oleh ular tersebut.Untuk membedakan antara ular berbisa dengan tidak adalah dengan melihat bekasgigitan. Gigitan yang terdiri dari 2 lubang gigitan layaknya gigitan vampire menandakanular tersebut memiliki racun (Bisa), sedangkan gigitan yang membentuk setengahlingkaran cenderung tidak berbisa. 


KONSEP ASUHAN KEPERAWATANPADA SENGATAN DAN GIGITAN ULAR

PENGKAJIAN
Pada sengatan serangga mungkin ditemukan:
~Mendesah
~Sesak nafas
~ Tenggorokan sakit atau susah berbicara
~ Pingsan atau lemah
~ Infeksi
~Kemerahan
~Bengkak 
~ Nyeri
~Gatal-gatal di sekitar area yang terkena gigitan Pada gigitan ular dapat ditemukan data :
~Tampak kebiruan
~Pingsan
~Lumpuh
~Sesak nafas
~syok hipovolemik
 ~nyeri kepala
~mual dan muntah
~nyeri perut
~diare
~keluarnya darah terus menerusdari tempat gigitan
~ flaccid paralysis
 ~Miotoksisitas


DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Nyeri berhubungan dengan proses toksikasi
Syok berhubungan dengan tidak adekuatnya peredaran darah ke jaringan
Rasa gatal, bengkak dan bintik – bintik merah berhubungan dengan proses inflamasi

INTERVENSI
◊ Nyeri berhubungan dengan proses toksikasi
Tujuan : Meredakan nyeri
Intervensi
1.Sengat kalau masih ada dicabut dengan pinset
R/ : mengeluarkan sengat serangga yang masih tertinggal
2.Berikan kompres dingin
R/ : meredakan nyeri dan mengurangi bengkak 
3.Lakukan tehnik distraksi relaksasi
R/:mengurangi nyeri
4.Kolaborasi dalam pemberian antihistamin seperti diphenhidramin (Benadryl) dalam bentuk krim/salep atau pil, losion Calamine
R/ : mengurangi gatal – gatal




◊Syok berhubungan dengan tidak adekuatnya peredaran darah ke jaringan
Tujuan:Menangani penyebab, Memperbaiki suplai darah ke jaringan
Intervensi
1.Atasi setiap penyebab shock yang mungkin dapat di atasi(perdarahan luar)
R/: Mengurangi keparahan
2.Pasien dibaringkan kepala lebih rendah.
R/: Kepala lebih rendah supaya pasien tidak hilang kesadaran
3.Kaki di tinggikan dan di topang
R/: Meningkatkan suplai darah ke otak 
4.Longgarkan pakaian yang ketat atau pakaian yang menghalangi
R/: Sirkulasi tidak terganggu
5.Periksa dan catat pernapasan nadi dan tingkat reaksi tiap 10 menit
R/: Mengetahui tingkat perkembangan pasien

◊Rasa gatal, bengkak dan bintik – bintik merah berhubungan dengan proses inflamasi
Tujuan : Mencegah peradangan akut
Intervensi
1.Pasang tourniket pada daerah di atas gigitan
 R/: Mencegah tersebarnya racun ke seluruh tubuh
2.Bersihkan area yang terkena gigitan dengan sabun dan air untuk menghilangkan partikelyang terkontaminasi oleh serangga (seperti nyamuk).
R/: Untuk menghindari terkontaminasi lebih lanjut pada luka
3.Kolaborasi dalam pemberian antihistamin dan serum Anti Bisa Ular (ABU) polivalen i.vdan disekitar luka. ATS dan penisilin procain 900.000 IUR/: Mencegah terjadinya infeksi






Tidak ada komentar:

Posting Komentar