- PENGERTIANKeracunan adalah suatu keadaan dimana di dalam tubuh hewan mengandung zat racun yang diperolehnya secara langsung maupun tidak langsung, baik yang terjadi melalui kulit maupun mulut dan menimbulkan gejala-gejala keracunan
- PENYEBABMacam-macam jenis racun :
- Racun tumbuhan
- singkong : asam cianida (HCN)
- cendawan : senyawa muskarin
- biji bangkuang : senyawa pakarizida
- kapang aspergillus : senyawa aflatoksin
- Lantana camara : asam triterpene
- Leucaena glauca : senyawa mimosin
- Racun bahan kimiaBahan kimia yang banyak menimbulkan keracunan adalah :
- Golongan organophosphor (P)Contoh nama formulasi yang menggunakan bahan aktif golongan organophosphor :
- herbisida : Scout 180/22 AS, Polaris 240 AS
- fungisida : Afugan 300 EC, Rizolex 50 WP
- insektisida : Curacron 500 EC, Tokuthion 500 E
- Golongan organochlorin (Cl)Contoh nama formulasi yang menggunakan bahan aktif golongan organochlorin :
- herbisida : Garlon 480 EC
- fungisida : Akofol 50 WP
- Golongan karbamatContoh nama formulasi yang menggunakan bahan aktif golongan karbamat :
- insektisida : Topsin 500 F, Enpil 670 EC
- fungisida : Curaterr 3 G, Dicarzil 25 SP
- GEJALA KLINISGejala klinis yang timbul pada hewan yang mengalami keracunan sangat spesifik, yaitu tergantung pada penyebabnya.
- Gejala yang timbul akibat terkena zat racun tumbuhan
- SingkongZat racun : asam cianida (HCN)Dosis HCN yang mematikan adalah 0.5 – 3.5 mgr HCN/kg bb
- mucosa pucat (gejala spesifik)
- mulut berbusa
- nafas meningkat
- kejang-kejang
- muntah
- kematian
- Tanaman perdu Lamtara camara (hepatotoxic disease)Zat racun : asam triterpene : Lantadene A 60mg/kgbb
Lantadene B 300mg/kgbb
Tanaman ini menimbulkan gejala photosensitisasi dermatitis, berupa :
- penglupasan kulit di bagian telinga, kepala atau beberapa tempat dibagian badan dan kaki terutama yang tidak terlindungi dari sinarmatahari. Gejala ini bersifat simetris (gejala spesifik)
- insuffiensi hati dan gagal ginjal
- depresi
- urinasi meningkat
- general jaundice
- haemorrhagic gastroenteritis
- kematian 1 – 4 mgg setelah timbul gejala
- keluar darah dari anus dan vulva, bila terjadi kematian hewan
- Biji lamtoro/petai cina (Leucaena glauca)Mengandung zat racun senyawa mimosin
- retrogressi sel-sel partikel rambut/bulu sehingga timbulkerontokan
- Gejala keracunan yang timbul akibat zat racun bahan kimiaGejala yang ditimbulkan akibat zat racun bahan kimia berbeda-beda, sesuai bahan aktif yang terkandung dalam bahan kimia tersebut. Umumnya kejadian di lapang, penyebab keracunan bahan kimia adalah. Secara tak langsung akibat penggunaan pestisida yang mencemari hijauan makanan ternak. Meskipun tak jarang ada juga karena kontak langsung dengan bahan kimia tersebut (melalui kulit atau mulut).
- Golongan Organophosphor (P)Mengakibatkan terjadinya overstimulasi syaraf parasympatis dan urat daging rangka, yaitu terjadinya gejala :
- hipersensitif terhadap rangsangan pada sistem syaraf
- hipersalivasi
- hiperlacrimasi
- daire
- muntah
- kejang abdomen
- pupil mata mengecil
- sesak nafas
- cyanosis
- kekakuan lidah, kelopak mata atau kulit pada beberapa bagian tertentu
- kematian biasanya disebabkan karena kelemahan atau kelumpuhan otot yang mempengaruhi sistem pernafasan dan fungsi jantung
- Golongan hidrocarbon chlorida (Cl)Gejala awal dari keracunan chlorida yaitu :
- adanya kepekaan terhadap rangsangan
- otot – otot gemetar (tremor)
- terjadi gesekan gigi
- kelopak mata menyempit atau mengerut
- kejang-kejang (bersifat klonis)
- gerakan hewan semakin melemah
Gejala klinis ini dapat berlangsung beberapa hari hingga hewan :
- lemah
- lumpuh
- bisa mengakibatkan terjadinya epilepsi
- PATHOGENESA
- Asam cianida (HCN)Didalam singkong, senyawa HCN berbentuk glikosoda cianogenik. Glokosida cianogenik akan terurai menjadi HCN apabila senyawa tersebut dihancurkan, dikunyah atau mengalami pengirisanDaya kerja HCN dalam tubuh : menganggu sistem enzim pernafasan, yaitu enzim cytochrome. Enzim ini memiliki fungsi melancarkanp penggunaan O2 oleh jaringan, dengan adanya HCN dalam darah mengakibatkan terjadi penumpukan O2 pada vena dan arteri. Terlihat pada pembuluh darah vena dan arteri berwarna merah. Hal ini mengakibatkan selaput lendir pucat (cyanotis) dan hewan mengalami sesak nafas.
- Senyawa golongan organophosphor (P)Senyawa golongan P ini merupakan racun kontak dan racun perut yang bekerja dengan berkombinasi sehingga menginaktifkan enzim cholinesterase
- Senyawa golongan organochlorin (Cl)Senyawa golongan Cl ini menyebabkan stimulasi secara diffus dari susunan syaraf pusat. Sifat senyawa ini mudah larut dalam minyak, dan didalam tubuh akan ditimbun dalam lemak badan. Karena itu keracunan oleh zat ini mudah terjadi pada hewan kurus daripada yang gemuk.
- Senyawa golongan karbamatSifat dan mekanisme kerjanya sama dengan senyawa golongan P. Bedanya ikatan karbamat dengan enzim cholinesterase bersifat reversible dan gejala keracunan yang ditimbulkan berlangsung lebih singkat (cepat terurai dalam tubuh), sedangkan ikatan enzim cholinesterase dengan organophosphor bersifat irreversible dan gejala keracunan yang ditimbulkan berlangsung lebih lama.
- PROGNOSAPrognosa hewan yang keracunan tergantung kecepatan onset dan hebatnya gejala yang ditimbulkannya
- DIAGNOSA
- Diagnosa keracunan berdasarkan :
- Kronologis penyakit
- gejala-gejala klinis ( hiperexcitabilitas dan konvulsi yang klonis tonis)
- analisa kimia (ditemukan zat hasil metabolitnya dalam jumlah yang cukup nyata dalam sampel yang berupa jaringan hati, ginjal, otak, isi lambung, makanan, air minum dll)
- Pencegahan/pengobatan
- Pencegahan
- tidak memberikan tanaman beracun atau menggembalakan ternak didaerah yang banyak tumbuh tanaman beracun
- tidak memberikan jerami (jagung, kacang-kacangan, padi-padian) yang sebelumnya disemprot pestisida
- bila keadaan terpaksa, seperti tersedianya daun singkong maka pemberiannya harus sedikit demi sedikit dengan cara mencampur dengan rumput :
- Daun singkong diberikan maksimum 1/3 dari jumlah hijauan
- Daun singkong dilayukan 3 – 4 jam sebelumnya, sebelum diberikan pada hewan
- hindari pakan yang sudah kadaluarsa/berjamur
- ketepatan perhitungan dosis dalam usaha pemberantasan ektoparasit
- Pengobatan
Jarang berhasil, terutama bila keracunan sudah beredar dalam darah pada kasus dini/baru dapat diberikan arang aktif (norit) atau air kelapa muda
- Golongan organophosphor (P)
Pengobatan : atropine sulfat
Dosis : sapi, kambing, kerbau, domba : 0.25-1 mg/kg bb
kuda 60 mg/kg bb , anjing 2mg/ kg bb
Bila keadaan hewan cukup parah, berikan ¼ dari jumlah dosis yang ditetapkan secara IV, sedangkan sisanya di berikan secara SC
Dosis yang sama dapat diulang 4 – 5 jam setelah pemberian pertama, secara SC atau IM
Bila gejala-gejala timbul kembali, ulangi pemberian dosis hingga 1 hari sampai hewan tidak memerlukannya lagi Atau sembuh
- Golongan hidrocarbon clorida (HCl)Pengobatan : chlor hydrat (obat penenang) terutama untuk mengendalikan kekejanganBila keracunan terjadi melalui kulit, bahan kimia tersebut harus dibersihkan dengan airBila keracunan terjadi melalui mulut, hewan dapat diberi minum larutan garam InggrisMgOH/MgSO4 : 0.5 kg (4 genggam)Air : 1 literAplikasi : per oralDosis : 2 x 1 hari, selama 3 – 4 hariBiarkan hewan berbaring dengan dadanya untuk memudahkan pernafasanTempatkan hewan pada tempat yang teduhcyanidametylene blue : 20% solutionDosis : 10ml/225 kg bbAplikasi : IV, ulangi bila diperlukan
Pada kejadian di lapang, pertolongan terhadap hewan keracunan antara lain dilakukan dengan :
- hewan disiram sebanyak-banyaknya dengan air ( mencegah lebih banyak penyerapan residu pestisida melalui pori-pori kulit)
- pemberian air kelapa muda (membantu menetralisir racun)
- hewan dimuntahkan (mencegah penyerapan racun di lambung)
- pemberian arang aktif (racun akan diikat oleh zat arang/carbon)
- feses dikeluarkan (membantu mempercepat pengeluaran racun dari hasil sintesa makanan)
- pemberian air susu (hanya efektif untuk keracunan golongan P)
- pemberian minyak kelapa (melapisi mukosa usus agar racun tak cepat diserap)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar