Jumat, 28 Januari 2011

elektif IV


PERTOLONGAN PERTAMA PADA TENGGELAM
Pertolongan pertama pada tenggelam
·Kasus tenggelam merupakan kasus yang sering terjadi pada wilayah perairan seperti di Indonesia, terutama daerah sungai atau pantai.
·Pernafasan pada orang tenggelam dapat berhenti, akibat kemasukan air
·Walaupun demikian mengeluarkan air dari perut dan paru-paru bukan tindakan primer untuk ini.
Ø  pada prinsipnya dalam P3K kasus tenggelam adalah sesegera mungkin mengangkat korban tenggelam ke permukaan air atau daratan. Hal ini tentu akan dilakukan oleh orang yang sangat terlatih dalam hal berenang, sehingga penolongpun tidak menjadi korban berikutnya. Setelah korban tenggelam ini dapat di keluarkan dari air maka mengusahakan untuk membebaskan fungsi pernapasan; dan mengeluarkan air yang sudah terminum dengan cara merangsang terjadinya refleks muntah (bagi pasien sadar), sedangkan bagi korban tak sadar/ koma kita harus menghindari terjadinya aspirasi( masuknya air dalam saluran napas) serta sesegera mungkin dibawa ke fasilitas kesehatan yang memadai. 
Ø  Kegawatan pada korban tenggelam adalah terjadinya kegagalan fungsi pernapasan akibat masuknya cairan(air tawar/ asin) ke dalam jaringan paru yang dapat menyebabkan gangguan fungsi respirasi. Semakin cepat diketahui/ ditolong korban tenggelam maka semakin lebih baik dan mudah untuk penanganan selanjutnya.  
Ø  Pada korban tenggelam, korban diangkat dari air, kotoran di mulut dibersihkan serta diberi pernapasan buatan

Pertolongan Pertama
1. Dalam memberi pertolongan gunakan prinsip BHD
2. Sesegera mungkin berikan nafas buatan
3. Raba nadi korban, bila tidak berdenyut segera lakukan kompresi jantung luar
4. Lakukan tindakan ini hingga korban sadar atau bantuan lebih lanjut datang
5. Bila korban sadar, umumnya akan memuntahkan airnya, sehingga posisi korban sebaiknya dimiringkan

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KERACUNAN
Keracunan
Masuknya suatu zat racun kedalam tubuh yang mempunyai efek membahayakan /mengganggu fungsi organ dan tidak ditentukan oleh jumlah, jenis, frekuensi dan durasi yang disengaja maupun tidak disengaja bahkan dapat menimbulkan kamatian.

Jenis Bahan berbahaya
  1. Pestisida (insektisida, rodentisida, herbisida)
  2. Bahan kimia pertanian lainnya
  3. Bahan kimia industri
  4. Bahan kimia rumah tangga ( kaustik, deterjen, pemutih, pembersih wc, anti karat, batre ukuran kancing)
  5. Kelebihan dosis obat
  6. Toksin alam (makanan beracun, binatang berbisa, gunungapi)
  7. Makanan terkontaminasi

Prinsip penatalaksaan keracunan secara umum
Ø  Identifikasi penyebab keracunan
Ø  Bersihkan saluran napas dari kotoran, lendir atau muntahan
Ø  Berikan bantuan napas kalau terjadi henti napas, jangan berikan dari mulut ke mulut, atau gunakan sapu tangan
Ø  Hindari aspirasi gas racun dari pasien
Ø  Mencegah/ menghentikan penyerapan racun
Ø  Mengeluarkan racun yang telah diserap

KERACUNAN KOROSIF
PENGERTIAN:
   Gangguan yang diakibatkan oleh meminum / mengkonsumsi zat kimia sengaja atau tidak sengaja dengan dampak perubahan pada sistem tubuh
JENIS :
  1. Produk alkalin: Lye, pembersih lantai, pembersih         toilet, detergent, pembersih oven tablet clinitest, baterei.
  2. Produk asam: Pembersih kolam renang, pembersih logam, penghilang karat


JENIS
TANDA GEJALA
TINDAKAN
Bahan kimia industri
  1. Kesadaran menurun
  2. Sakit perut hebat
  3. Nyeri kepala hebat
  4. Sesak napas
  1. Oksigenisasi
  2. Pakaian melekat jangan diangkat
  3. Bila kulit terkena jangan disikat
  4. Baju dicuci-lepas
Bahan kimia pertanian
  1. Mual, muntah
  2. Sesak napas
  3. Kesadaran menurun
  4. Sakit perut
  1. Oksigenisasi
  2. Dekontaminasi saluran cerna ( 250 cc/ dws, 100cc/anak
Bahan kimia rumah tangga
  1. Mual, muntah
  2. Sesak napas
  3. Kesadaran menurun
  4. Sakit perut
  1. Dekontaminasi saluran cerna ( 250 cc/ dws, 100cc/anak
  2. Oksigenisasi


DAMPAK BAHAN BERBAHAYA
EFEK  LOKAL
IRITATIF
·Hanya merusak dinding sel permukaan
·Tak bersifat penetrasi
·Rasa gatal / pedih

KOROSIF
· Melarutkan/menggum-palkan seluruh sel, sampai lapis bawah
· Bersifat penetrasi
· Nyeri hebat / rasa terbakar

EFEK  LOKAL
PERBEDAAN SIFAT KOROSIF DAN IRITATIF
Ø  pH, sangat rendah (asam kuat) / sangat tinggi ( basa kuat).
Ø  Bentuk pelarut, dalam bentuk cairan bersifat korosif, dalam bentuk gas bersifat iritatif, contoh formalin.
Ø  Konsentrasi dalam larutan. Semakin pekat bersifat korosif, semakin encer bersifat iritatif.
Ø  PENANGANAN : dengan pengenceran.
    Jangan menetralkan asam dg basa atau sebaliknya

DEKONTAMINASI  MATA
Ø  Lepas lensa kontak, bila korban memakai lensa kontak.
Ø  Jangan memberikan salf mata, karena salf mata akan menutupi permukaan bola mata dan menghalangi irigasi mata
Ø  CARA SEDERHANA :
Ø  Siapkan baskom, lalu Isi dengan air hangat,
Ø  Celupkan muka korban kedalam baskom
Ø  Mata dikedipkan, selama 15 menit

IRIGASI MATA
Ø  Posisi duduk dgn kepala tengadah atau berbaring
Ø  Muka menoleh kearah mata yang akan dilakukan irigasi
Ø  Cairan limbah harus ditampung
Ø  Berikan lidocain tetes mata
Ø  Gunakan air hangat / NaCl fisiologis
Ø  Biarkan mengalir tanpa tekanan, selama 15 menit
Ø  Gunakan retraktor kelopak mata, lakukan swab dg kapas lidi
Ø  Bila mata masih pedih, kemerahan, atau ada ulkus kornea segera bawa ke RS

DEKONTAMINASI  KULIT
Ø  Lepas pakaian korban, lepas arloji, perhiasan, sepatu
Ø  Gunakan air mengalir, hangat kuku, jangan yang panas utk mencegah agar pori tidak terbuka, lamanya 15 mnt
Ø  Bila bahan larut dalam lemak, gunakan air sabun atau isoprofil alkohol
Ø  Bawah kuku dicuci dan disikat, rambut dicuci (keramas)
Ø  Ingat : Bila terpapar organoposfat, boleh diberikan krim yang mengandung vit,E atau berikan minyak jagung
       penolong harus menggunakan alat pelindung diri

Bila terpapar bahan korosif
Ø  Ditandai :
    Lesi luka bakar, daerah dengan warna abu2 atau kehitaman.
    Dikelilingi jaringan yang odem berwarna kemerahan dan     terdapat perdarahan maupun bulae
Ø  Cara :
    Baju dicuci dulu baru dilepas, Pakaian melekat dikulit jangan diangkat.
    Kulit penderita jangan disikat.

DEKONTAMINASI SALURAN NAFAS
Bila terpapar oleh gas, asap, uap, aerosol, tepung dll
Ø  Secepatnya dikeluarkan dari daerah berbahaya
Ø  Tempatkan didaerah yang terbuka, ruangan yang banyak udara segar.
Ø  Berikan udara lembab dengan nebulisasi.
Ø  Bila perlu O2, berikan O2 lembab.
Ø  Bila perlu bantuan nafas, berikan nafas buatan dengan menggunakan valve-mask-bag.
Jangan lakukan bantuan nafas mulut ke mulut

DEKONTAMINASI SALURAN CERNA
PENGENCERAN DALAM LAMBUNG
Ø  Berikan susu, sangat baik karena susu mengandung protein dan lemak, akan melindungi mukosa usus, selain itu susu mudah didapat.
Ø  Banyaknya, untuk dewasa 250cc, untuk anak 100cc, bila berlebihan akan merangsang pengosongan lambung
Ø  Susu tidak boleh diberikan, bila korban menelan Organoposfat, Baygon atau kamper, karena larut dlm susu, akan mempercepat penyerapan.
Ø  Tidak boleh diberi minum bila penderita tidak sadar.
Ø  Bila menelan pil dalam jumlah yang banyak, berikan air minum lalu lakukan rangsang muntah

RANGSANG  MUNTAH
Ø Efektif dikerjakan  dalam waktu ½ jam, dapat dilakukan  dalam 12 jam setelah menelan BB.
Berguna untuk tablet2 lepas lambat, salut gula, aspirin, preprarat besi, lithium
Ø CARA
            · Mekanis
            · Sirop Ipecac, 9 – 12 bln : 10 cc.,   1 – 5 thn.  :  15 cc,
                        > 5 thn     : 30 cc
                        10-15 menit kemudian beri minum 120-250 cc air,
                        tunggu 20-30 menit, bila tidak muntah bisa diulang sampai 2 kali.
                        Ipecac dpt menyebabkan muntah berlanjut sampai 6 jam
             
            · Air sabun ; 30 cc sabun cair kedalam 1 gelas air.
            Ingat  :  pengosongan lambung hanya 40 – 60% saja
 INDIKASI  KONTRA : menelan  bahan korosif, tidak sadar, kejang, menelan hidrokarbon; minyak tanah, bensin, toluen

PEMBERIAN ARANG AKTIF
Ø  Untuk mengurangi penyerapan BB dalam saluran cerna.
Ø  Untuk BB yang belum diketahui.
Ø  Pemberian melalui NGT setelah bilas lambung.
Ø  Dosis arang aktif 10 X BB yang ditelan, atau 1g / kg bb.
Ø  Dicampur sorbitol, 2 cc / kg berat badan, cara sorbitol dicampur bubuk arang aktif.
Ø  Pemberian dapat diulang tiap 2-4 jam, bila keracunan obat2 lepas lambat, obat salut gula.
Ø  Pemberian ulangan jangan dicampur dengan sorbitol
Ø  Arang aktif dapat menyebabkan konstipasi, tidak boleh diberikan pada penderita ileus obstrutif.

KERACUNAN MAKANAN
Ø  PENGERTIAN:
            Keracunan yang diakibatkan oleh konsumsi makanan dalam jumlah dan frekuensi yang tdk ditentukan dengan gejala bervariasi.
Ø  JENIS :
l  Jengkol
l  Singkong
l  Tempe Bongkrek
l  Makanan kaleng
l  Jamur
l  Makanan laut

KERACUNAN MAKANAN
JENIS
TANDA GEJALA
TINDAKAN
Jengkol
( Asam jengkolat)
Masa laten 48 jam
1.    Nafas,mulut, urine bau jengkol
2.    Sakit pinggang/perut
3.    Nyeri saat BAK, dan kdg disertai darah
4.    Minum air putih
5.    Analgetik
6.    Bicnat
Singkong
(Asam sianida )
Masa laten 1-beberapa jam
1.    Mual, muntah
2.    Sesak napas
3.    Sianosis
4.    Koma - meninggal
5.    Bilas lambung bila kurang 4 jam
6.    Oksigen
7.    Natrium nitrat , sulfat
Tempe bongkrek
Masa laten beberapa jam
1.    Kejang perut, otot
2.    Sesak napas
3.    Bisa meninggal
4.    Sulfas atropin
5.    Atasi gejala yang ada
6.    Oksigen
7.    Atasi syok
Makanan Kaleng
1.    Mual, muntah
2.    Sakit kepala
3.    Kesadaran menurun
4.    Obs. Kesadaran
5.    Beri oksigen
6.    Atasi syok
PERTOLONGAN PADA KERACUNAN ULAR BERBISA
Efek toksik bisa ular pada saat menggigit mangsanya tergantung pada spesies,ukuran ular, jenis kelamin, usia, dan efisiensi mekanik gigitan (apakah hanya satu atau
kedua taring menusuk kulit), serta banyaknya serangan yang terjadi.

Ular berbisa kebanyakan termasuk dalam famili Colubridae,tetapi pada umumnya bisa yang dihasilkannya bersifat lemah. Contoh ular yang termasuk famili iniadalah
ular sapi (Zaocys carinatus),
ular tali (Dendrelaphis pictus), ular tikus atau ular
jali (Ptyas korros), dan
ular serasah (Sibynophis geminatus).

Ular berbisa kuat yang Terdapat di Indonesia biasanya masuk dalam famili
Elapidae, Hydropiidae, atau Viperidae.
Elapidae memiliki taring pendek dan tegak permanen. Beberapa contoh anggota famili ini adalah
ular cabai (Maticora intestinalis), ular weling (Bungarus
candidus),
ular sendok (Naja sumatrana), dan
ular king kobra (Ophiophagus hannah).

Viperidae memiliki taring panjang yang secara normal dapat dilipat ke bagian rahang atas, tetapi dapat ditegakkan bila sedang menyerang mangsanya. Ada dua subfamili padaViperidae, yaitu
Viperinae Beberapa contoh Viperidae adalah ular bandotan (Vipera russelli), ular tanah
(Calloselasma rhodostoma), dan ular bangkai laut (Trimeresurus albolabris).
Crotalinae. Crotalinae memiliki organ untuk mendeteksi
mangsa berdarah panas (pit organ), yang terletak di antara lubang hidung dan mata.

Ø  Bagaimanakah Gigitan Ular Dapat Terjadi?
Ø  Korban gigitan ular terutama adalah petani, pekerja perkebunan, nelayan, pawang
Ø  ular, pemburu, dan penangkap ular. Kebanyakan gigitan ular terjadi ketika orang tidak
Ø  mengenakan alas kaki atau hanya memakai sandal dan menginjak ular secara tidak
Ø  sengaja. Gigitan ular juga dapat terjadi pada penghuni rumah, ketika ular memasuki
Ø  rumah untuk mencari mangsa berupa ular lain, cicak, katak, atau tikus.

beberapa ular berbisa dapat dikenali melalui ukuran, bentuk, warna, kebiasaan dan suara yang dikeluarkan saat merasa terancam. Beberapa ciri ular berbisa adalah bentuk kepala segitiga, ukuran gigi taring kecil, dan pada luka bekas gigitan terdapat bekas taring.

Ø  Berdasarkan sifatnya pada tubuh mangsa, bisa ular dapat dibedakan menjadi bisa
Ø  hemotoksik, yaitu bisa yang mempengaruhi jantung dan sistem pembuluh darah; bisa
Ø  neurotoksik, yaitu bisa yang mempengaruhi sistem saraf dan otak; dan bisa sitotoksik,
Ø  yaitu bisa yang hanya bekerja pada lokasi gigitan
Ø  Tidak semua ular berbisa pada waktu menggigit menginjeksikan bisa pada korbannya.
Orang yang digigit ular, meskipun tidak ada bisa yang diinjeksikan ke
Ø  tubuhnya dapat menjadi panik, nafas menjadi cepat, tangan dan kaki menjadi kaku, dan
Ø  kepala menjadi pening.

Ø  Gejala dan tanda-tanda gigitan ular akan bervariasi sesuai spesies
Ø  ular yang menggigit dan banyaknya bisa yang diinjeksikan pada korban. Gejala dan
Ø  tanda-tanda tersebut antara lain adalah tanda gigitan taring (fang marks), nyeri lokal,
Ø  pendarahan lokal, memar, pembengkakan kelenjar getah bening, radang, melepuh, infeksi
Ø  lokal, dan nekrosis jaringan (terutama akibat gigitan ular dari famili Viperidae).

Terapi yang dianjurkan meliputi:
  1. Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril.
  2. Imobilisasi bagian tubuh menggunakan perban.
  3. Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan lebar + 10 cm, panjang 45 m, yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang tergigit, mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan.
  4. Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir, tetapi ikatan jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu.
  5. Penggunaan torniket tidak dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat menyebabkan efek sistemik yang lebih berat.
  6. Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi
            penatalaksanaan jalan nafas; penatalaksanaan fungsi pernafasan;
            penatalaksanaan sirkulasi; penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila
            kondisi klinis korban berupa hipotensi berat dan shock, shock perdarahan,
            kelumpuhan saraf pernafasan, kondisi yang tiba-tiba memburuk akibat
            terlepasnya penekanan perban, hiperkalaemia akibat rusaknya otot rangka, serta
            kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal.

Ø  Pemberian suntikan antitetanus, atau bila korban pernah mendapatkan toksoid maka diberikan satu dosis toksoid tetanus.
Ø  Pemberian suntikan penisilin kristal sebanyak 2 juta unit secara intramuskular.
Ø  Pemberian sedasi atau analgesik untuk menghilangkan rasa takut cepat mati/panik.
Ø  Pemberian serum antibisa. Karena bisa ular sebagian besar terdiri atas protein, maka sifatnya adalah antigenik sehingga dapat dibuat dari serum kuda. Di Indonesia, antibisa bersifat polivalen, yang mengandung antibodi terhadap beberapa bisa ular. Serum antibisa ini hanya diindikasikan bila terdapat kerusakan jaringan lokal yang luas.





PERTOLONGAN PERTAMA PADA TERSENGAT LISTRIK
l  Voltage < 220 V, Þ mengacaukan denyut jantung
l  Voltage > 1000 V, Þ menghentikan pernafasan
l  Voltage diantara keduanya Þ mengakibatkan kedua akibat diatas
l  Sengatan listrik Þ luka bakar dg karakteristik :
            1. Berbatas tegas
            2. Berbentuk bulat/ lonjong
l  Sengatan listrik Þ pingsan yg lama, pernafasan berhenti tetapi denyut nadi tetap ada

Penyebab
l  Peralatan rumah tangga yang bertegangan rendah
            1. Setrika
            2. Bor listrik
            3. Kabel yg tidak terisolasi dengan baik
            4. Steker atau stop kontak
l  Arus listrik bertegangan tinggi
            1. Kabel listrik yg putus di jalan raya

Tanda dan Gejala
l  Luka bakar yg dalam
l  Pingsan
l  Gejala dan tanda dari shock
l  Nafas dan denyut jantung melemah atau hilang
l  Cianosis

Pertolongan Pertama
l  Segera matikan sumber listrik bila memungkinkan
l  Segera bebaskan penderita dari kabel atau sumber listrik yang melilit
l  Gunakan galah kayu yg kering, kapak yg bertangkai kayu dan berdiri diatas sekeping papan kering dg alas kaki sepatu laret
l  Jangan menarik korban dari tempat kejadian secara langsung, terutama bila di jalanan (volatge besar).
l  Untuk menarik korban, gunakan sarung, kain atau ikat penggang

Pertolongan ….
l  Setelah terbebas dari arus listrik, segera lakukan “Bantuan Hidup Dasar”
l  Lakukan hingga korban sadar, atau tampak kaku Þ meninggal
l  Bila korban sadar, segera bawa ke PUSYANKES



PERTOLONGAN PERTAMA PADA TRAUMA ABDOMEN
TRAUMA ABDOMEN
Pengertian :
                Trauma abdomen adalah trauma yang terjadi pada daerah abdomen yang meliputi daerah retroperitoneal, pelvis dan organ peritroneal

Mekanisme trauma
          Langsung
                Pasien terkena langsung oleh benda atau perantara benda yang mengakibatkan cedera misalnya tertabrak mobil dan terjatuh dari ketingian
          Tidak langsung
                Pengendara mobil terbentur dengan dash board mobil ketika kedua mobil tabrakan

Jenis trauma Abdomen
A. Trauma tembus (Tusuk dan tembak)
                Penyebab benda tajam atau benda tumpul dengan kekuatan penuh hingga melukai rongga abdomen
                1. Perdarahan hebat à ruftur arteri/vena
                2. Cedera organ di rongga abdomen

Organ berisiko cedera :
          Luka Tusuk :
      Hepar (40%),
      Usus halus (30%),
      Diafragma (20%),
      Colon (14%).
          Luka tembak :
      Usus halus (50%),
      Colon (40%),
      Liver (30%),
      Ruptur vaskuler abdominal (25%).

  1. Trauma tumpul
                Trauma di daerah abdomen yang tidak menyebabkan perlukaan kulit / jaringan tetapi kemungkinan perdarahan akibat trauma bisa terjadi.
                Organ berisiko cedera :
                ·Hepar 40 - 55 %
                ·Limpa 35 – 45 %

Tanda dan gejala :
          Pecahnya organ solid (tdk berongga).
      Hepar atau lien yang pecah à perdarahan.
      Penderita tampak pucat, perdarahan >> gejala shock hemoragik.
      Nyeri abdomen, ringan à berat
      Nyri tekan dan terkadang nyeri lepas dan defans muskular(kekakuan otot)

Pecahnya organ berlumen (berongga)
          Pecahnya gaster, usus halus atau kolon à peritonitis
          Keluhan nyeri seluruh abdomen
          Palpasi ada defans muskular, nyeri tekan dan nyeri lepas. Pada perkusi didapati nyeri ketok

Pertolongan Pertama Pada Trauma Abdomen
·Perdarahan rongga perut dpt ditimbulkan oleh luka terbuka dan atau luka tertutup, misalnya akibat kecelakaan
·Bahaya perdarahan rongga perut selain infeksi adalah shock dan kematian yg cepat menyusul
·Tanda-tanda perdarahan rongga perut tanpa luka terbuka
                1. Nyeri hebat
                2. Dinding perut menegang seperti papan
                3. Bila disentuh penderita kesakitan

Pertolongan pertama
A. Bila ada luka terbuka
·Tutup luka dengan kain bersih atau kasa tebal
·Siramlah kain/kasa tersebut dengan cairan steril (NaCl)
·Bila ada usus yg keluar jangan berusaha memasukan kembali
·Balutlah luka dgn balutan yang menekan
·Jangan memberi minum atau makanan, bila penderita mengeluh haus, cukup basahi bibirnya dg air
·Segera kirim ke PUSYANKES

B. Tanpa Luka Terbuka
·Jangan memberi minum atau makanan
·Balut  luka dengan balut tekan
·Kirim segera ke PUSYANKES

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KEJANG
PENDAHULUAN
¡  Merupakan keadaan yg sangat dramatis dan menakutkan bagi keluarga Þ kepanikan dalam menghadapinya
¡  Keterlambatan membawa ke RS, tata laksana di tempat kejadian yg tidak benar dan anggapan yg salah Þ keadaan permanen

Penyebab kejang
1. Demam
2. Epilepsi
3. Kram (Kejang Otot)

Kejang Demam
·Sebelum kejang biasanya anak akan menderita demam yang tinggi, yaitu 38 - 40 derajat Celcius Þ kejang demam (convalsio febrillis)
·Kejang demam dapat berjalan singkat Þ tdk berbahaya
·Kejang 15 mnt Þ kerusakan otak Þ epilepsi, kelumpuhan bahkan bisa menyebabkan retardasi mental
·Kejang demam dialami 2% sampai 3% anak-anak.
·Kejang demam sedarhana mempunyai ciri-ciri
                1. Menyerang anak usia 4 bulan sampai 4 tahun
                2. Berlangsung tidak lebih dari 15 menit
                3. Timbul dalam 16 jam demam pertama
                4. Frekuensi demam kurang dari 4 kali dalam setahun.

Kejang demam...
○Kejang demam Þ kejang akibat kenaikan suhu tubuh yg disebabkan suatu proses ekstra kranial (OMA, bronkopneumonia, tonsilofaringitis akut  dll)
Kejang demam dapat disertai kaku leher yg menandakan adanya peradangan selaput otak
○Kejang demam merupakan kejang yg paling sering ditemui pada anak, terutama golongan umur 6 bln – 4 tahun; 96,9% merupakan kejang sederhana dan 3,1% dasar predisposisinya idiopatik yg serangannya dicetuskan karena kenaikan suhu
·Penanganan kejang pada anak akan berpengaruh pada kecerdasannya.
·Jika terlambat mengatasi Þkemungkinan penyakit epilepsi, atau bahkan keterbalakangan mental yg dpt berlangsung seumur hidup 

Kejang demam..
·Anak yg pernah kejang demam Þ 50% berisiko terkena kejang demam kembali dalam setahun pertama
·Anak yg menderita kejang demam yg diikuti dgn kejang tanpademam Þberisiko 5X > menderita retardasi mental.
·Faktor resiko  kejang demam  penting adalah demam.Selain itu
                1. Riwayat kejang demam pada orang tua atau saudara kandung
                2. Perkembangan terlambat
                3. Problem pada masa neonatus
                4. Anak dalam perawatan khusus
                5. Kadar natrium rendah
·Setelah kejang demam pertama ± 33% anak akan mengalami 1X rekurensi (kekambuhan), dan ± 9 % mengalami recurensi 3 kali atau lebih
·Resiko rekurensi meningkat pada
                1. Usia dini
                2. Cepatnya anak mendapat kejang setelah demam timbul
                3. Temperature yang rendah saat kejang
                4. Riwayat keluarga kejang demam
                5. Riwayat keluarga epilepsi.

Kejang demam..
·Anak yang menderita kejang demam mungkin berkembang menjadi penderita epilepsi bila
                1. Adanya riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung
                2. Terdapat kelainan neurologis sebelum KD pertama
                3. Kejang demam bersifat kompleks
                                (The American National Collaborative Perinatal Project)
·Jika ada salah satu faktor resiko Þ risiko epilepsi adalah 2%. Bila terdapat 2 atau lebih Þ risiko ± 10% dan bila tanpa faktor resiko diatas kemungkinannya adalah 1,6%
·Fakor risiko berulangnya kejang demam adalah:
                1. Riwayat kejang demam dalam keluarga
                2. Usia kurang dari 14 bln
                3. Tingginya suhu badan sebelum kejang
                4. Lamanya demam

·Bila seluruh faktor ada Þ risiko berulang 80%, bila tidak ada Þ risiko berulang hanya 10-15%
·Risiko berulangKemungkinan berulang paling besar pada tahun pertama.
·Demam, kenaikan suhu tubuh 1 oC Þ kenaikan metabolisme basal ± 10 - 15%, sementara kebutuhan oksigen pada otak naik sebesar 20%.
·Pada balita, aliran darah ke otak mencapai 65% dari aliran seluruh tubuh (pada orang dewasa hanya 15%) Þ kenaikan suhu tubuh Þ gangguan pada metabolisme otak Þ mengganggu keseimbangan sel otak yang menimbulkan terjadinya pelepasan muatan listrik yang menyebar ke seluruh jaringan otak Þ kekakuan otot yang menyebabkan kejang

KEJANG DAPAT TERJADI PADA KEADAAN
          Demam 38o C – 40oC
          Epilepsi
          Tetanus

TANDA DAN GEJALA
Umur antara 6 bulan – 4 tahun
Lama kejang kurang dari 20 menit
Kejang bersifat umum
Kejang timbul 16 jam setelah kenaikan suhu
Badannya menjadi kaku
Bola mata berbalik keatas

PERTOLONGAN PADA KEJANG
·Jika didahului dengan demam, kompres dengan air hangat atau alkohol bukan dengan es
·Jauhkan dari tempat sumber bahaya
·Jaga kepatenan jalan nafas
·Antara kedua rahang diletakan karet atau sendok yg dibungkus sapu tangan agar lidah tidak tergigit
·Berikan “Stesolid Rectal”  5 mg untk BB < 10 Kg dan 10 mg jika BB > 10 Kg dan dapa diualng setiap 15 menit bila kejang blm terhenti
·Pakaian ketat dilonggarkan
·Penderita ditempatkan sedemikian rupa agar jangan cedera dan kepala dimiringkan unt menghindari aspirasi
·Jangan melakukan fiksasi pada daerah ektremitas

Kejang Epilepsi
·Epilepsi dpt terjadi pada semua umur, tetapi jarang pada usia >30 thn
·Bilakejang terjadi melebihi usia 30 thn,perlu dipikirkan adanya penyakit lain
·Kejang epilepsi tidak disertai demam
·kejang epilepsi dapat berasal dari keluarga memiliki riwayat kejang demam sama
·Kejang juga dapat disebabkan trauma lahir, trauma kepala, tumor otak, radang otak, perdarahan di otak, hipoksia (kekurangan oksigen dalam jaringan), gangguan elektrolit, gangguan metabolisme, gangguan peredarah darah, keracunan, alergi dan cacat bawaan
·Kejang epilepsi biasanya didahului oleh fase “aura” yang biasanya sudah diketahui oleh penderita
·Kejang epilepsi biasanya disertai mulut yangberbusa

Pertolongan pertama
1. Singkirkan benda-benda berbahaya (pisau, api, gelas, meja)
2. Lindungi lidah dari tergigit
3. Jangan menyiram dengan air dan jangan memberi minum
4. Setelah kejang selesai, bersihkan mulut dan letakan penderita pada posisi miring
5. Jika penderita anak-anak dapat diberikan “stesolid rectal”

Kejang Otot (Kram)
· Dapat terjadi karena keletihan (biasanya pd malam hari, ketika masih tidur), dingin atau panas
Penanganan
1. Pada keletihan diatasi dengan peregangan otot yg kram
2.Bila kejang dibetis Þ berjinjit, atau pelemasan otot
3.Jika saat berenang, tekuk lutut hingga ke dada dan pijat bagian yang kejang
     


PERTOLONGAN PERTAMA PADA FRAKTUR TULANG LEHER DAN  BELAKANG
Trauma Cervikal
·Tulang leher Merupakan rangkaian dari tulang belakang Þ bila patah, kecelakaan digolongkan pada kecelakaan berat.
·Tulang leher dapat patah akibat :
                1. Pukulan keras di tengkuk
                2. Kecelakaan kendaraan bermotor
                3. Tabrakan mobil hingga korban terlempar dg keras
Tanda-tanda fraktur cervikal
1. Leher tertengadah secara berlebihan
2. Ujung tangan dan lengan kehilangan sensai
3. Tidak mampu menggerakan tangan

Neurotrauma
Neurotrauma bertanggung-jawab atas  70% kematian dijalan raya serta 50% kematian karena trauma. KLL merupakan 50-60% dari semua trauma kepala. Cedera traumatik penyebab kematian ketiga dinegara dengan kendaraan bermotor. Insidens tertinggi dari pasien berusia dibawah 45 tahun ke RS adalah akibat trauma.

Pertolongan Pertama
Perdarahan
·Harus segera diatasi karena pembuluh darah didaerah ini besar-besar Þ korban cepat kehabisan darah dan shock.
·Pertolongan dilakukan dengan menekan pembuluh darah tersebut pada pangkalnya seperti gambar berikut

·Perhatikan adanya perdarahan pada tenggorokan, bila ada segera dibersihkan Þ menyumbat jalan nafas

· Bila pernafasan korban tidak ada, berikan bantuan nafas dari mulut ke mulut atau dari mulut ke hidung dengan terlebih dahulu membuka jalan nafas, seperti gambar berikut

Prinsip penanganan
A. Selalu Pikirkan Cedera Spinal.
B. Penilaian Klinis Cepat :
                ·Pola Respirasi.
                ·Gerakan Volunter Dan Sensasi.
                ·Tonus Dan Refleks Otot.
C.  Ekstrikasi Dari Kendaraan
                ·Pertahankan Alignment Spinal
                ·Cegah Gerakan Penambah Nyeri
                ·Gunakan C-collar Atau Pengganti
D. Transport Ke R.S. Primer
                ·Sadar : Terlentang ; Sesak : Head Up
                ·Tak Sadar : Posisi Lateral
                ·Alat Pengangkat/Transport Layak
                ·Oksigen.

Trauma tulang belakang
Pengertian :
·Trauma injuri pada medula spinalis yang dapat mengakibatkan gegar/kerusakan medula spinalis sedang dengan disertai parastesia (kebal) hingga quadriplegia permanen (Nettina SM., 1996).
·Bagian yang sering terkena antara lain :  cervikal (C5, C6 dan C7), thorakal, lumbal. Injuri medula spinalis dapat mengakibatkan kehilangan fungsi area dibawahnya.

·              Cedera medula spinalis biasanya penyerta tambahan dari cedera kepala, penyebabnya juga sama namun demikian cedera disini mengenai medula spinalis
  contoh
                Kecelakaan mobil maka akan terjadi injuri cervical akibat accelerasi – decelerasi servikal : hyperextensi-hiperfleksi tulang cervikal sehingga akan terjadi kerusakan otot-otot leher, ligamen, jaringan saraf dan tulang cervikal.
                Pada tulang belakang secara keseluruhan akan terjadi : hyperpleksi, hiperekstensi, kompresi, rotasi, lateral stress dan distraksi.

Hiperextensi :
                Pergerakan kepala atau leher ke arahbelakang.
Hiperfleksi :
                Pergerakan kepala atau leher ke arah depan.
Kompresi :
                Penekanan dari berat kepala atau pelvis kepada pusat leher atau tulang belakang.
Rotasi :
                Rotasi yang berlebihan pada kepala/leher kepada salah satu sisi.
Lateral stress
                Penekanan langsung dari lateral pada tulang belakang.
Distraksi :
                Pengikatan terlalu kencang pada tulang belakang dan medula spinalis.

          Fraktur tulang belakang dapat membahayakan sumsum tulang belakang
          Sumsum tulang belakang merupakan bagian dari susunan saraf pusat, yg berisi serabut-serabut saraf yg membawa berita dan perintah dari dan ke otak
          Bila fraktur tulang belakang, maka dapat lumpuh
Tanda-tanda
          Nyeri pada area fraktur karena ditekan atau digerakan
          Rasa nyeri dapat menjalar ke ke paha dan betis
          Bila disertai kerusakan sumsum tulang, maka korban akan lumpuh atau baal.

Pertolongan pertama
          Pertahankan posisi berbaring, jangan diubah posisi atau disuruh duduk
          Siapkan tandu yang beralas keras
          Pasang bantal dibawah pinggang untuk mengurangi rasa nyeri, dan immobilisasi.

MINIMALISASI DAMPAK TRAUMA
          Penggunaan sabuk pengaman akan mencegah trauma yang fatal à 75 %
          50 % trauma kepala yang serius dapat dihindarkan dengan menggunakan sabuk pengaman
          Penting untuk menggunakan kursi pengaman pada anak.
          Tidak menggunakan sabuk pengaman akan lebih beresiko terlempar keluar (25 kali resiko)

          Dengan kecepatan 48 km/jam seseorang yang tidak menggunakan sabuk pengaman akan menghantam kaca dengan kekuatan setara jatuh dari ketinggian
          Mayoritas kematian pada tabrakan bermotor disebabkan karena faktor : kecepatan tinggi, alkohol, kegagalan menggunakan sistem pengaman
          Mayoritas kecelakaan fatal terjadi pada jalan yang lurus, sepi, dan kering
          Penggunaan helm pada pengendara sepeda motor akan mengurangi resiko kecelakaan yang lebih fatal


Tidak ada komentar:

Posting Komentar