Kamis, 13 Januari 2011

study kasus DM

KASUS

Tn A datang dengan keluhan banyak kencing, banyak makan dan sering haus.
Pada kaki sebelah kanan terdapat luka dengan ukuran 5 x 5 x 2 cm akibat tertusuk paku paying. Pes ( + ), Jaringan nekrotik diseluruh lapangan luka pasien tidak teratur berobat kepetugas kesehatan tapi sering minum obat tradisional.

( 1 ). Jelaskan secara singkat tentang dm?

Pengertian diabetes mellitus

- Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang kompleks yang mengakibatkan gangguan metabolisme karbohidrat, protein, lemak dan berkembang menjadi komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler dan neurologis. (Barbara C. Long)
- Diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan multi sistem dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau kerja insulin yang tidak adekuat. (Brunner dan Sudart)
- Diabetes mellitus adalah keadaan hyperglikemia kronis yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan keturunan secara bersama-sama, mempunyai karakteristik hyperglikemia kronis tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol (WHO).
- Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat peningkatan kadar glukosa darah yang disebabkan oleh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Suyono, 2002).
Ulkus Diabetikum adalah luka pada kaki yang merah kehitam – hitaman dab berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi di pembuluh sedang atau besar di tungkai (Askandar,2001).

Etiologi

Etiologi dari diabetes mellitus tipe II sampai saat ini masih belum diketahui dengan pasti dari studi-studi eksperimental dan klinis kita mengetahui bahwa diabetes mellitus adalah merupakan suatu sindrom yang menyebabkan kelainan yang berbeda-beda dengan lebih satu penyebab yang mendasarinya.

Menurut banyak ahli beberapa faktor yang sering dianggap penyebab yaitu :
a.Faktor genetik
Riwayat keluarga dengan diabetes :
Pincus dan White berpendapat perbandingan keluarga yang menderita diabetes mellitus dengan kesehatan keluarga sehat, ternyata angka kesakitan keluarga yang menderita diabetes mellitus mencapai 8, 33 % dan 5, 33 % bila dibandingkan dengan keluarga sehat yang memperlihatkan angka hanya 1, 96 %.
b.Faktor non genetik
1.)Infeksi
Virus dianggap sebagai “trigger” pada mereka yang sudah mempunyai predisposisi genetic terhadap diabetes mellitus.
2.)Nutrisi
a.)Obesitas dianggap menyebabkan resistensi terhadap insulin.
b.)Malnutrisi protein
c.)Alkohol, dianggap menambah resiko terjadinya pankreatitis.
3.)Stres
Stres berupa pembedahan, infark miokard, luka bakar dan emosi biasanya menyebabkan hyperglikemia sementara.
4.)Hormonal Sindrom cushing karena konsentrasi hidrokortison dalam darah tinggi, akromegali karena jumlah somatotropin meninggi, feokromositoma karena konsentrasi glukagon dalam darah tinggi, feokromositoma karena kadar katekolamin meningkat
Patofisiologi

Sebagian besar patologi diabetes mellitus dapat dikaitkan dengan satu dari tiga efek utama kekurangan insulin sebagai berikut : (1) Pengurangan penggunaan glukosa oleh sel-sel tubuh, dengan akibat peningkatan konsentrasi glukosa darah setinggi 300 sampai 1200 mg/hari/100 ml. (2) Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah-daerah penyimpanan lemak, menyebabkan kelainan metabolisme lemak maupun pengendapan lipid pada dinding vaskuler yang mengakibatkan aterosklerosis. (3) Pengurangan protein dalam jaringan tubuh.
Akan tetapi selain itu terjadi beberapa masalah patofisiologi pada diabetes mellitus yang tidak mudah tampak yaitu kehilangan ke dalam urine klien diabetes mellitus. Bila jumlah glukosa yang masuk tubulus ginjal dan filtrasi glomerulus meningkat kira-kira diatas 225 mg.menit glukosa dalam jumlah bermakna mulai dibuang ke dalam urine. Jika jumlah filtrasi glomerulus yang terbentuk tiap menit tetap, maka luapan glukosa terjadi bila kadar glukosa meningkat melebihi 180 mg%.
Asidosis pada diabetes, pergeseran dari metabolisme karbohidrat ke metabolisme telah dibicarakan. Bila tubuh menggantungkan hampir semua energinya pada lemak, kadar asam aseto – asetat dan asam Bihidroksibutirat dalam cairan tubuh dapat meningkat dari 1 Meq/Liter sampai setinggi 10 Meq/Liter.










( 2 ). Tambahan Data Di Atas Untuk Memperkuat Diagnosa Medis Diatas
a.Poliuri (banyak kencing)
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien mengeluh banyak kencing.

b.Polidipsi (banyak minum)
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum.

c.Polipagi (banyak makan)
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi (lapar). Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi walaupun klien banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan berada sampai pada pembuluh darah.

d.Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang.
Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh berusama mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain yaitu lemak dan protein, karena tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya akan memecah cadangan makanan yang ada di tubuh termasuk yang berada di jaringan otot dan lemak sehingga klien dengan DM walaupun banyak makan akan tetap kurus

e.Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa – sarbitol fruktasi) yang disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sarbitol dari lensa, sehingga menyebabkan pembentukan katarak.
PEMERIKASAAN FISIK LENGKAP,TERMASUK:
• Tinggi badan, berat badan, tekanan darah, lingkar pinggang
• Tanda neuropati
• Mata ( visus, lensa mata dan retina )
• Gigi mulut
• Keadaan kaki ( termasuk rabaan nadi kaki ), kulit dan kuku
PEMERIKSAAN DARAH PENUNJANG
Pemerikasaan laboratorium
• Hb, leukosit, hiting jenis leukosit, laju endap darah
• Glukosa darah puasa dan 2 jam sesudah makan
• Urinalisis rutin, protenuria 24 jam, CCT ukur, kreatinin
• SGPT, albumin/globulin
• Kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL, trigliserida,
• A,C
• Albuminuri mikro
PEMERIKSAAN PENUNJANG LAIN
EKG, foto toraks, funduskopi.











( 3 ). Masukan Data Case Study Tersebut Beserta Data Tambahan Anda Kedalam    Format Pengkajian Yang Sudah Disediakan Atau Format Pengkajian Lain Yang Anda Miliki


IDENTITAS PASIEN

            Nama                           : Tn A
            Umur                           : 58 tahun
            Alamat                         : Liwa                   
            Pekerjaan                     : PNS
            Agama                         : Islam
            Tgl masuk RS              : 17 Juni 2010
            Tgl pemeriksaan          : 18 Juni  2010

ANAMNESIS
A . Keluhan Utama       : Luka pada kaki kanan yang tidak sembuh
B . Keluhan tambahan            : Badan terasa lemah, sering kesemutan, banyak minum,
  dan banyak kencing
C . Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang melalui poliklinik penyakit dalam RSUAM dengan keluhan terdapat luka pada kaki kanan yang tidak sembuh dan kelamaan semakin membesar dan berwarna kemerahan.
Pasien mengaku kaki kanannya tersebut sebelumnya terkena paku payung, luka tersebut tampak kering tidak mengeluarkan darah hanya tampak kemerahan dan terasa nyut–nyutan dan panas, pada luka tersebut terdapat nanah sejak 12 hari ini dan menjadi kehitaman, rasa nyeri pada luka berkurang bila luka dikompres dengan rivanol, dan rasa sakit semakin bertambah bila dibawa berjalan, pasien juga mengatakan kaki kanan tersebut menjadi bengkak sejak 2 minggu ini, kaki kanan tersebut terasa berat untuk digerakkan dan dibawa untuk aktivitas.
Pasien juga mengeluh badannya terasa lemah sejak 1,5 bulan ini, rasa lemah muncul bila pasien banyak pikiran dan terlalu banyak aktivitas, rasa lemah berkurang bila dibawa istirahat.
Pasien juga mengeluh sering kesemutan terutama pada kaki diwaktu malam sejak 2 minggu ini, kesemutan muncul tiba-tiba pada saat pasien tidur, kesemutan berkurang bila kaki dipijat.
Pasien juga mengatakan  sering minum sejak 1 bulan ini, pasien mudah haus, rasa haus tidak terpengaruh oleh udara yang panas atau beban kerja yang berat, pasien juga mengatakan  banyak mengeluarkan air kencing sejak 1 bulan ini, banyaknya air seni yang keluar ± 2/3 gayung, warna air seni kuning muda dan jernih, urin tidak berbau, dan bila malam hari pasien mengaku kencing lebih dari 3 kali dan mengganggu tidurnya pasien.
D . Riwayat penyakit dahulu
-     riwayat keluhan serupa                               : disangkal
-     riwayat tekanan darah tinggi                        : diketahui sejak 6 bulan lalu
-     riwayat penyakit gula                      : disangkal
-     riwayat penyakit jantung                 : disangkal
-     riwayat penyakit ginjal                    : disangkal
-     riwayat penyakit lambung               : disangkal
-     riwayat kencing nanah & darah       : disangkal

E . Riwayat penyakit keluarga
-     riwayat tekanan darah tinggi                        : disangkal
-     riwayat penyakit gula                      : ada
-     riwayat penyakit jantung                 : disangkal
-     riwayat penyakit ginjal                    : disangkal

 

PEMERIKSAAN FISIK           

Keadaan umum           : sedang
Kesadaran                   : Compos mentis
BB                               :  75 kg                                              
TB                               : 155 cm
-     Vital Sign
T : 130/80 mmHg           R : 18 x/menit
N : 80 x/menit                S : 36,5ยบ C

-     status generalis
1.Pemeriksaan Kepala
- Bentuk Kepala    : mesochepal, simetris
- Rambut               : Warna hitam, tidak mudah dicabut, tidak mudah rontok
- Nyeri tekan         : tidak ada

2. Pemeriksaan Mata
- palpebra              : edema (-/-)
- konjungtiva         : anemis (-/-)
- sklera                   : ikterik (-/-)
- pupil                    : reflek cahaya (+/+), isokor, diameter 3 mm

3. Pemeriksaan Telinga : otore (-/-), deformitas (-/-), nyeri tekan (-/-)

4. Pemeriksaan Hidung : nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-/-)

5. Pemeriksaan mulut & Faring
: bibir sianosis (-), bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (-),
  tepi hiperemis (-), tremor (-), ikterik (-), tonsil: dbn
6. Pemeriksaan Leher
- trakea                        : Deviasi trakea (-) 
- kelenjar lymphoid       : tidak membesar, nyeri (-)
- kelenjar tiroid             : tidak membesar
- JVP                           : tidak meningkat

7. Pemeriksaan Dada
·    Paru-paru
               inspeksi : simetris, retraksi dinding dada (-), sianosis (-), barrel
                                shaped chest (-)
               palpasi  : vokal fremitus kanan = kiri
               perkusi : sonor
              auskultasi:  SD: vesikuler, ST: rongkhi (-), wheezing (-)
·    Jantung
Inspeksi : iktus cordis tidak tampak
Palpasi : iktus cordis  teraba di SIC V LMC sinistra, kuat angkat (-)
Perkusi : batas jantung             Kiri atas             : SIC II LSB
                                                Kanan atas       : SIC II RSB
                                                Kiri bawah       : SIC  V LMC sinistra
                                                Kanan bawah   : SIC IV RSB
Auskultasi : S1 > S2, reguler, bising (-)

8. Pemeriksaan abdomen
inspeksi       : datar, supel
auskultasi    : peristaltik usus (+)
palpasi         : nyeri tekan (-)                    
                      Hepar dan Lien tidak teraba
Perkusi         : tympani

9. Pemeriksaan ektremitas
Superior           : deformitas (-), jari tabuh (-), pucat (-).  Sianois (-), oedema (-)
Inferior             : edema  (+) kaki kanan, hiperemis (+) kaki kanan

PEMERIKSAAN LABORATORIUM





A. Laboratorium darah: Tanggal  18 juni 2010
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal

a.   Glukosa
-     Glukosa puasa
-     Glukosa 2jam PP
 b.   Elektrolit
-     Natrium
-     Kalium
-     Klorida
e.   Darah
-     SGOT
-     SGPT
-     Protein total
-     Albumin
-     Globulin
-     Ureum darah
-     Kreatinin darah
-     Kolesterol total
-     Trigliserida
-     Bilirubin total
-     Bilirubin direk
-     Bilirubin indirek
-     Alkali fosfatase
-     Gamma GT
-     Asam urat

 
239
356


140
3,8
104

19 ul/L
10 ul/L
7,68
3,85
3,83
24,5
0,72
242
130
1,07
0,79
0,28
278
31
4,3
 
70-100 mg/dl
<140 mg/dl


 135-145 mmol/L
3,5-4,5 mmol/L
100-106 mmol/L

 ≤ 25 ul/L
≤ 29 ul/L
6-7,8 g/dl
4-5,2 g/dl
1,3-2,7 g/dl
10-50 mg/dl
0,5-1,2 mg/mnt
<200 mg/dl
< 200 mg/dl
0,3-1,0 mg/dl
0,4 mg/dl
0,6 mg/dl
60-170 UI/L
8-38 UI/L
2,4-5,7 mg/dl
 
Pemeriksaan
Hasil
Nilai normal
Sedimen urin
-       lekosit
-       epitel
kimia urin
-       SG
-       PH
-       Lekosit
-       Nitrogen
-       Protein
-       Glucose
-       Keton
-       Warna
-       Kekeruhan

12-15
4-6

1.020
5,0
25/ul
-
25 mg/dl
1000 mg/dl
150 mg/dl
kuning
jernih

Negatif
Negatif

1.01– 1.030
4,6 – 8,0
negatif
negatif
negatif
negatif
negatif



 KESIMPULAN
1. Anamnesa
·    Pasien seorang laki-laki usia 54 tahun
·    Terdapat luka pada kaki kanan yang tidak sembuh-sembuh
·    Badan terasa lemah
·    Kedua kaki sering kesemutan
·    Pasien banyak minum dan banyak kencing terutama pada malam hari
2. Pemeriksaan fisik
BB : 75 Kg                     TB: 155 CM
Vital Sign   :
T : 140/80 mmHg           R : 18 x/menit
N : 80 x/menit                 S : 36,5ยบ C
Ekstremitas :
      Inferior :  edema jari +/-, hiperemis jari +/-
3. laboratorium
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal

Glukosa
-     Glukosa puasa
-     Glukosa 2jam PP

Darah
-     Albumin

      Sedimen urin
-       lekosit
-       epitel

      kimia urin
-       SG
-       PH
-       Lekosit
-       Nitrogen
-       Protein
-       Glucose
-       Keton
-       Warna
       -        Kekeruhan
 

239
356


3,85


12-15
4-6


1.020
5,0
25/ul
-
25 mg/dl
1000 mg/dl
150 mg/dl
kuning
jernih
 

70-100 mg/dl
<140 mg/dl


4-5,2 g/dl


Negatif
Negatif


1.01– 1.030
4,6 – 8,0
negatif
negatif
negatif
negatif
negatif




 DIAGNOSIS KERJA
-     Diabetes melitus dengan ulkus diabetik
 TERAPI           
A.  Non farmakologis
-     Edukasi
-     Mengatur pola makan/diet sesuai kebutuhan BB atau gizi penderita
-     Olahraga
B.  Farmakologis
-     Infus Martos            20 tetes/menit
-     Injeksi Ampicillin     3 x1 amp
-     Insulin                    3 x 4 UI
-     Glibenklamid           1-0-0

PROGNOSIS

   Dubia ad Bonam

( 4 ). Buat 3 diagnosa keperawatan beserta proses keperawatannya, implementasi dan evaluasiberdasarkan format yang sudah disediakan.

















( 5 ). Bagaimanakah indikasi, kerja obat, farmakonetik, kontra indikasi, serta implikasi keperawatan pada terapi yang telah diberikan.
A.  Non farmakologis
-     Edukasi
-     Mengatur pola makan/diet sesuai kebutuhan BB atau gizi penderita
-     Olahraga
B.  Farmakologis
-     Infus Martos            20 tetes/menit
-     Injeksi Ampicillin     3 x1 amp
-     Insulin                    3 x 4 UI
-     Glibenklamid           1-0-0

1. Insulin Glargine

Farmakologi

Insulin glargine merupakan suatu analog recombinant human insulin dengan kerja panjang (hingga 24 jam). Insulin diproduksi dengan teknologi rekombinan DNA menggunakan bakteri non-patogen Escherichia coli (K12). Berbeda dengan insulin reguler, pada insulin glargine asam amino asparagine pada posisi A21 digantikan dengan glisin, dan 2 arginin ditambahkan pada atom C ujung dari rantai B. Insulin glargine didisain kurang larut pada pH  netral, tapi  larut sempurna pada pH 4, seperti dalam preparat injeksi.Setelah injeksi subkutan, larutan asam dinetralkan sehingga membentuk mikropresipitat.Mikropresipitat ini

 

 

lalu  akan mengeluarkan secara perlahan insulin glargine. Pelepasan kontinu selama 24 jam dengan konsentrasi relatif konstan tanpa peningkatan nyata. Profil ini akan memungkinkan pemberian sekali sehari sebagai insulin basal (kerja panjang). Lama kerja tidak berbeda pada perbedaan pemberian subkutan pada perut, deltoid, atau paha.

Insulin glargine sebagian dimetabolisme di ujung karboksil rantai B pada depot subkutan membentuk 2 metabolit aktif. Metabolit ini memiliki aktivitas sama seperti insulin pada uji in vitro. Keduanya yaitu  M1 (21A-Gly-insulin) dan M2 (21A-Gly-des-30B-Thr-insulin). Keduanya, bagian obat yang tak berubah dan hasil metabolime, ditemukan di sirkulasi.
Indikasi
Diabetes mellitus tipe I anak dan dewasa, serta diabetes tipe 2 yang membutuhkan insulin kerja panjang untuk mengontrol hiperglikemia.
Dosis & Cara Pemberian
Insulin glargine memiliki potensi yang sama dengan insulin manusia. Pemberian sekali sehari relatif konstan menurunkan kadar glukosa.
Tidak ada waktu khusus untuk memulai pemberian  insulin, bisa diberikan kapan saja dalam sepanjang hari. Tapi pemberian insulin harus dilakukan pada waktu yang sama setiap harinya. Insulin glargine tidak diberikan secara intravena, karena bisa menyebabkan hipoglikemia.
Pemberian suntikan sesuai area yang umum yaitu perut atau  paha, dan harus digilir tiap injeksi. Insulin glargine aman diberikan pada anak > 6 tahun. Untuk usia dibawah ini belum ada data studi.
Memulai terapi dengan insulin glargine:  Pasien tipe 2 yang telah diobati dengan obat hiperglikemia oral, memulai dengan insulin glargine dengan dosis 10 IU sekali sehari. Dosis selanjutnya diatur menurut kebutuhan pasien,dengan dosis total harian berkisar dari 2-100 IU.
Beralih ke insulin glargine: Pasien yang mau menukar  insulin kerja sedang atau panjang sekali sehari menjadi  insulin glargine sekali sehari, tak perlu melakukan perubahan dosis awal. Tapi jika pemberian sebelumnya dua kali sehari, maka dosis awal insulin glargine dikurangi sekitar 20% untuk menghindari kemungkinan hipoglikemia. Untuk selanjutnya  dosis diatur sesuai kebutuhan pasien.
Kontraindikasi
Pasien hipersensitif terhadap insulin glargine
Interaksi
Sejumlah obat bisa mempengaruhi metabolisme glukosa sehingga perlu dilakukan pengaturan dosis insulin serta monitoring yang ketat.
·          Obat yang meningkatkan penurunan gula darah dan cenderung menjadi hipoglikemia: obat antidiabetik oral, disopiramid, fibrat, fluoxetine, inhibitor MAO, propoxyphene, salisilat, analog somastatin semisal  octreotide, dan antibiotic sulfonamide.
·          Obat yang bias mengurangi efek penurunan gula darah insulin : kortikosteroid, danazol, diuretic, simpatomimetik (semisal  epinephrine, albuterol, terbutaline), isoniazid, turunan phenothiazine , somatropin, hormone tiroid, estrogen, dan progestogen.
·          Beta-blocker, klonidin, garam litium, dan alcohol bias memperkuat atau melemahkan efek penurunan gula darah oleh insulin.
Efek Samping
Nyeri pada sisi injeksi dan hipoglikemia.
Nama dagang
Lantus

2. Insulin Aspart

Farmakologi
Preparat insulin aspart parenteral merupakan analog insulin manusia kerja cepat. Insulin ini homolog dengan insulin manusia reguler, kecuali subsitusi tunggal asam amino prolin dengan asam aspartat pada posisi B28. Sintesis dilakukan dengan teknologi rekombinan DNA menggunakan  Saccharomyces cerevisiae (baker's yeast) sebagai organisme penghasil.
Pada hewan percobaan, mencit dan kelinci, satu unit insulin aspart menurunkan glukosa darah setara dengan insulin manusia. Sedang pada manusia, efek insulin aspart lebih cepat mulainya serta lama kerja lebih singkat, ketimbang insulin reguler manusia. Hal ini dikarenakan absorpsi yang lebih cepat pasca injeksi subkutan.
Subsitusi pada posisi B28 tadi akan mengurangi kecenderung membentuk heksamer seperti yang diamati dalam insulin reguler. Alhasil absorpsinya jadi lebih cepat.
Ketersediaan hayati insulin aspart tak berbeda signifikan dengan insulin reguler manusia. Demikian juga dengan jumlah insulin yang terikat dengan protein plasma, cukup rendah sekitar 0,9%. Setelah pemberian subkutan, insulin aspart lebih cepat dieliminasi ketimbang insulin reguler,  waktu paruh masing-masing 81 menit vs 141 menit.
Efek penurunan gula darah maksimal dicapai setelah 1-3 jam pemberian dosis. Lama kerja insulin aspart lebih singkat dibanding insulin dengan reguler,  masing-masing  3-5 jam vs 5-8 jam.
Indikasi
Untuk mengontrol hiperglikemia pada pasien diabetes mellitus
Dosis & Cara Pemberian
Insulin aspart biasa diberikan sekitar 5-10 menit sebelum makan karena mula kerjanya yang cepat.  Dosis insulin berbeda tiap individu tergantung kebutuhan, namun umumnya berkisar 0,5 -1,0 unit/kg/hari.
Karena insulin aspart memiliki mula kerja cepat dan lama kerja singkat, maka beberapa psien masih membutuhkan insulin basal (kerja panjang) dan total insulin yang lebih banyak untuk mencegah hiperglikemia setelah makan dibandingkan insulin reguler.
Injeksi insulin aspart dilakukan secara subkutan pada dinding abdomen, paha, lengan atas. Selain itu juga bisa diberikan dengan infusi subkutan terus-menerus pada dinding abdominal. Tempat injeksi harus digilir tiap kali pemberian.
Kontraindikasi
Pasien hipersensitif dan episode hipoglikemia.
Interaksi
Sama dengan insulin glargine
Efek Samping
Reaksi alergi, nyeri sisi injeksi, lipodystrophy, pruritus hipoglikemia dan ketosis.
Pencampuran insulin
Jika dicampur dengan insulin NPH, maka yang ditarik pertama ke dalam syringe adalah insulin aspart. Injeksi harus dilakukan segera setelah pencampuran. Campuran tidak boleh diberikan secara intravena. Jika diberikan dengan pompa infusi subkutan eksternal, maka insulin aspart jangan dicampur dengan insulin lain atau pelarut.
Nama dagang
Novolog

 

3. Insulin hirup

Farmakologi
Insulin hirup merupakan suatu serbuk inhalasi insulin yang diberikan dengan sebuah inhaler. Serbuk insulin ini dibuat dengan teknologi rekombinan DNA menggunakan bakteri non-patogenEscherichia coli (K12). Insulin hirup diserap secepat pada pemberian subkutan analog insulin kerja cepat, dan lebih cepat dari insulin reguler.  
Setelah inhalasi insulin, kadar puncak plasma dicapai lebih cepat ketimbang subkutan insulin reguler, masing-masing 49 menit (berkisar 30 -90 menit) vs 105 menit (berkisar 60-240 menit). Berbeda dengan subkutan insulin reguler, absorpsi insulin hirup tidak tergantung berat badan.
Pada individu sehat, ketersediaan hayati (AUC dan Cmax) meningkat dengan dosis. Pemberian 3 insulin hirup sekaligus blister @ 1 mg menghasilkan AUC dan Cmax yang lebih besar, masing-masing 30% dan 40%, dibanding pemberian satu insulin hirup blister @ 3mg.
Indikasi
Mengontrol hiperglikemia pasien diabetes dewasa. Insulin hirup berefek secepat analog insulin kerja cepat dan memiliki lama kerja sepanjang pemberian subkutan insulin reguler manusia.
Pada diabetes tipe 1, insulin hirup tidak boleh dimasukkan dalam rejimen yang mencakup insulin kerja panjang. Pada diabetes tipe 2, insulin hirup bias dipakai sebagai monoterapi atau kombinasi dengan OHO.
Kontraindikasi
Insulin hirup tidak boleh digunakan pada perokok. Pasien harus berhenti merokok berhenti 6 bulan sebelum mulai terapi. Jika pasien mulai lagi merokok, pemberian insulin harus dihentikan segera dan dialihkan pada terapi lain, karena bisa meningkatkan risiko hipoglikemia.
Dosis & Cara Pemberian
Insulin hirup diberikan tak lebih 10 menit sebelum makan. Perhitungan dosis awal : berat badan (kg) X 0,05 mg/kg dengan pembulatan menurun. Berikut panduan perkiraan dosis berdasarkan berat badan pasien.
Berat badan
Dosis awal tiap makan
30 -39,9 kg
1 mg
40- 59,9 kg
2 mg
60 -79,9 kg
3 mg
80 -99,9 kg
4 mg
100 – 119,9 kg
5 mg
120 -139,9 kg
6 mg
Blister 1 mg insulin hirup ekivalen dengan 3 IU subkutan insulin reguler manusia. Untuk hematnya, pemberian blister dikombinasi. Misalnya untuk dosis 4 mg, digunakan satu blister 1 mg dan satu lagi yang 3 mg.
Efek samping
Efikasi dan keamanan obat ini telah dipelajari pada sekitar 2,500 pasien diabtes tipe 1 dan 2. Efek samping non-respiratori dilaporkan terjadi 1% dari 1977, mencakup  hipoglikemia, nyeri dada, mulut kering,  dan otitis media (pasien diabetis pediatric tipe 1). Efek samping lainnya adalah batuk, napas pendek, dan sakit tenggorokan.
Peringatan
Obat ini juga tidak direkomendasikan untuk pasien asma, bronkitis, atau enfisema. Tes standar fungsi paru dianjurkan sebelum memulai terapi dan direkomendasikan diulangi tiap 6-12 bulan setelah itu. Bronkodilator harus diberikan sebelum insulin hirup.
Nama dagang
Exubera


DAFTAR PUSTAKA

Doenges E. Marilynn ,2000, Rencana Asuhan Keperawatan , Buku Kedokteran EGC : Jakarta
Smeltzer C. Suzanne, 2002, Keperawatan Medikal Bedah Vol.2 , Buku Kedokteran EGC : Jakarta
 Priharjo Robert , 2007 , Pengkajian Fisik Keperawatan , Buku Kedokteran EGC : Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar